Musibah Heli yang Kedua

Setelah terjadinya musibah Heli yang pertama di Surabya, seakan kita lupa akan rasa takut karena masih puluhan lagi BKKBN mendapat kesempatan fasilitas Heli dari berbagai kalangan.

Ada fari POLRI, Perusahaan Rokok Sampurna beberapa kali, ada juga dari perorangan seperti Bob Hassan almarhum yang juga pnya fasilitas pesawat terbang.

Rasa takut itu hilang karena umumnya pesawat yang disediakan relatip baru dan memiliki sejarah dan jam terbang yang aman dan gemilang. Daerah daerah terpencil bisa disapa secara khusus dan rakyat menerima KB dengan ikhlas.

Dalam suatu acara di Banda Aceh dirancang Presiden HM Soeharto yang sangat rajin mengikuti acara KB di lapangan, bermaksud hadir dan berangkat dari Medan menggunakan Heli. Ada lima Heli dipersiapkan. Nomor satu untuk Presiden dan nomor dua untuk lami, Menkes dan Panglima Kodam.

Pada saat terakhir kami sudah siap naik ke Heli nomor 2 mendadak mendapat perintah pindah ke Heli nomor 1, nomor 2 digunakan untuk Presiden. Dengan tertib kami pindah ke Heli nomor 1,

Begitu Presiden masuk Heli langsung segera terbang dengan selamat menuju ke Banda Aceh. Kami kira kami akan menyusul ke Aceh.

Tidak lama Heli kami mesinnya mulai mendengung, tetapi kemudian mati dan sunyi. Pada baling balingnya muncul  asap tebal karena ada kelainan tertentu. Dengan tenang pramugari memerintahkan kami untuk turun menunggu pangganti Heli untuk ke Aceh.

Di lapangan Pokonua sambil minum kopi diputuskan hanya Panglima dan stsf saja yang menyusul Bapak Presidenk e Aceh yang lain menunggu di Bandar Udara sampai upacara di Aceh selesai. Semua aman dan asap tebal segera mendapat perawatan yang diperlukan, aman dan tidak ada berita atau  korban sama sekali Program kampanye KB di Aceh berjalan mulus. Aceh menyusul keberhasilan daerah lain dalam KB yang gegap gempita yang kami susul dengan kampanye lanjutan oleh staf yang jalan darat.

Haryono SuyonoComment