Pak Slamet Sugianto kembali ke Rumah mbak Dian

Pak Slamet Sugianto yang dirawat di RS PON di Jakarta hari ini sudah diijinkan kembali ke rumah. Karena kasih sayang anaknya mbak Dian, maka untuk sementara, sampai betul betul fit, pak Slamat nurut diputuskan untuk tinggal bersama mbak Dian dan mantunya mas Wicak sampai betul betul bisa mandiri.

Hari ini mbak Dian dan mas Wicak menjemputnya di RS PON dan langsung membawanya ke rumahnya Bersama mas Wicak. Rupamya perawatan di RS PON berjalan lancar dan segala sesuatu bisa diatasi dengan baik.

Kira doakan semoga pak Slamet terus baik dan sehat serta ceria seperti biasanya. Anak anakmya diijinkam menemgok bapakja secara nergiliran agar tidak membuat gerlalu capai.

Pada hari Minggu 24 Maret 2024, kami pak Haryono, mbak Ria dan suaminya mas Tri, dengan dikawal pak Bibit dan mas Teguh secara sengaja membawa sate ayan nelakukan kunjungan ke rumah mbak Dian untuk bersama sama berbuka puasa, terutama menengok keadaan pak Slamet yang sudah kembali dari RS PON di Jakarta.

Kedatangan kami disambut mbak Dian dengan enyum  ceria langsung dibawa ke kamar utama dirumah mbak Dian yang apik itu di lantai satu yang biasanya sebagai kamar utama mbak Dian dan mas Wicak tidur diserahkan kepada bapaknya agar tidak perlu naik ke lantai dua yng terdiri beberapa kamar untuk anak-anak.

Di tempat tidur pak Slamet menyambut kami sambil duduk dengan senyum cerah dan ceria yang menggembirakan pertanda sudah recover dari serangan awal stroke yng ketulungan secara dini dan dinormalkan di RS PON di Jakarta.

Setelah kami saling berciuman maka kami menuju ruang tamu dan mas Slamet berjalan sendiri sambil pegangan pada penyangga agar bisa jalan dengan aman,

Kami ngobrol ngalor ngidul sambil mengenang pengalaman menderita stroke Tingkat awal, pergi ke dokter dan dilarikan ke RS PON serta mendapat perawatan yang intensif. Dalam beberapa hari setelah keadaan reda, mas Slamet boleh Kembali bersama anaknya mbak Dian dan dua cucunya remaja yang dua duanya baru saja lulus sarjana dan mulai bekerja serta berpacaran.

Waktu menunggu beduk magrib tidak lama sehingga kita pindah ke meja makan yang disiapkan mbak Dian dan pembantunya dengan aneka makanan dan minuman buka yang beraneka ragam. Ada juga selingannya karena beda selera dari kebiasaan dr Rina di Perdatam. Ada nasi lepet, sate ayam, dan makanan asli Lmpung yang kebetulan ada.

Pas beduk berbunyi segera kita santap dengan es degan yang sejuk membasahi kerongkongan yang sehari telah sanggup ikut kering beribadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sungguh nikmat dan segar. Dilanjjutkan dengan makan lontong dan aneka makanan lainnya. Pak Slamet dengan ceria ikut makan terbatas diatur mbak Dian secara ketat dan terimbang. Semoga cepat memulihkan keadaan dan keseehatannya.

Haryono SuyonoComment