Peningkatan jumlah Bidan Memenuhi Desa
Sejak program KB diresmikan sebagai program pemerintah di tahun 1970 olej Presiden RI almarhum HM Soeharto, jaringan pelayanan untuk calon akseptor KB berupa temaga bidan tidak lebih dari sekitar 8000 orang yang sebagian besar nekerja di rumah sakit.
Setiap tahun relatip tidak bertambah karena setiap pertambahan selalu ada yang pensiun karena usia sudah lanjut.
Sejak digalakannya prlayanan KB berbasis masyarakat, utamanya sejak tahun 1983, terasa sekali kekurangan tenaga bidan tersebut di lapangan, Departemen Kesehatan selaku pelaksana pelayanan medis, utamanya untuk pemasangan spiral sangat kesukaran mengatur mobilisasi penyediaan bidan tersebut.
Setiap ada bidan baru dilatih, setelah selesai pelatihan para bidan yang telah dilatih tersebut Kembali ke rumah sakit dan tidak membantu kegiatan operasional yang makin padat di Desa.
Unit Pelaksana DepKes melakukan berbagai usaha tetapi karena jumlah bidan di kapangan yang terbatas, pelayanan di desa itu tetap kekurangan bidan.
Presiden memberi perintah kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Ir Sarwono Kusumaafmaja agar kesempatan menjadi pegawai negeri untuk bidan diperlonggar. Upaya ini tidak cukup memberi rangsangan untuk menambah jumlah bidan membantu pelayanan di Desa yang dirangsang melalui berbagai kegiatan Safari KB oleh organisasi masyarakat di desa.
Kelonggaran menjadi pegawai negeri bagi para bidan tersebut belum cukup merangsang penambahan jumlah bidan yang diperlukan.
Pada saat makan malam menjelang suatu Komperensi Internasioanal di Bali, Bapak Presuden bercerita bahwa pagi harinya dalam Sidang Kabinet Bapak Presiden mengumumkan adanya Inpres Bidan yang membuka kesempatan pembukaan Sekolah Bidan sebanyak banyaknya guna menghasilkan jumlah bidan yang diperlukan buat mengisi kebutuhan bidan di desa desa. Gubernur Bali dr Ida Bagus Oka tidak mengetahui bahwa kebituhan bidan itu banyak diusulkan pleh BKKBN. Setelah keluar dari meja makan kami beri tahu bahwa kebuutuhan bidan itu diusulkan oleh BKKBN.
Setelah makan malam selesai maka bapak Gubernur dan kami mengantar Bapak Presiden yang dengan ceria mengumumkan bahwa kebutuhan bidan di Desa akan segra diatasi karena pagi tadi telah diputuskan dalam Sidang Kabinet adanya Inpres Bidan Desa. Suatu Sejarah baru pertambahan bidan Desa yang selama ini tidak pernah lebih dari 8000 bidan untuk seluruh Indomesia.
Sejak dikeluarkannya Inpres Bidan Desa itu tumbuh Sekolah Kebidanan seperti Cendawan di musim hujan. Empat tahun sesudah itu lulusan Sekolah Kebidanan mulai mengisi kebituhan bidan di desa dengan kecepatan tinggi. Ada efek samping mutu bidan baru kurang memenuhi syarat yang diselesaikan dengan kerja sama IBI melalui program Bidan khusus “Bidan Delima” dengan bimbingan bidan senior anggota IBI. Maka maraklah kursus tambahan untuk bidan muda dengan keahlian pemasangan spiral dan pelayanan ibu hamil lainnya.