Cintaku Terperosok Dalam Got
Ini kisah nyata terjadi sekitar tahun 60-an Dimana kata cinta hanya diartikan sebagai kunjungan rumah secara teratutr diisi dengan pembicaraan tanpa tema sekedar mengisi waktu luang.
Hari itu malam Minggu seperti kemarin yang hujan tidak menentu, sebentar gerimis, mendadak hujan lebat, gerimis lagi dan rintik-rintik basah juga baju dan celana.
Sejak Jumat saya sudah siap dengan celana diseterika mulus, celana sengaja dicuci dengan dilapisi kanji yang kalau diseterika akan memberi bekas keras dan lurus dari pinggang sampai ujung Sepatu.
Sekitar jam lima hujan masih saja tidak bersahabat sehingga saya keluarkan sepeda Perempuan agar mantel tidak usah naik dan seakan melompat untuk naik sepeda. Dengan sepeda perempuan bisa dengan mudah nelangkah dan naik ke tempat duduk dengan aman.
Biarpun masih hujan rintik-rintik saya sudah siap mau berangkat. Kakak kami memperingatkan masih hujan lebih baik besok pagi saja hari Minggu, saya nekat karena kangen tidak bisa ditahan lagi. Tutiek pacar saya pasti menunggu karena sebelumnya saya sudah janji mau datang.
Sambil mengayuh sepeda ditengah hujan rintik rintik saya melamun apa saja bahan pembicraan sore ini karena Sebagian topik telah saya tuangkan dalam surat mingguan yang saya tayanngkan sebelumnya. Toriek pasti juga merenung mau cerita apa karena diapun sudah cerita banyak dalam balasan suratnya.
Akhirnya saya tiba didepan rumahnya dan kebetulan hujannya kencang dan pinggir jalan airnya merbanjir seakan ada banjir yang besar.
Saya tidak membawa sepeda masuk halaman rumah yang biasanya nyaman tetapi hari itu agak gelap takut mengganggu. Saya lihat pagar halaman rumah drngan jelas. Saya bermaksud memempatkan sepeda pada pagar halaman saja pasti aman.
Saya turun dari sepeda dengan nyaman. Saya lega memeriksa celana tidak terkena air hujan. Hati berbunga bunga.
Pelahan saya geser sepeda mendekati pagar dan crot sepeda terperosok ke got dipinggir pagar. Ternyata antara pagar dan jalan ada got jalan air. Sepeda masuk got dan saya terseret masuk got juga. Celana basah kuyub sampai pinggang dan terasa jauh kedalam. Saya setengah menjerit dan saya pastikan bahwa saya harus pulang tidak jadi ketemu pacar. Cintaku masuk parit yang penuh air keruh membasahi celana dan baju basah kuyub. Sampai rumah mas Suyadi kakak ketawa terkekeh sambil berkata cintaku masuk got.
Kalau cerita ini saya ceritakan pada isteri dia hanya ketawa saja tapi lama lama dia juga bersyukur karena saya tidak jatuh ke Sungai Ciliwung tatkala mancing bersama adik2nya.