Hari ini hari ke 24 Makan Siang Gratis
Hari ini adalah hari ke 24 Makan Siang Gratis traktiran Presiden Prabowo yang tidak segera diikuti para Menteri dengan progrsm gemilang lainnya. Sementara itu dalam perjalanan di Yogya menuju Kaliurang, pipinan Gemari Gerakan Mastrajat Mandiri mas Haryono dan mas Teguh melewati jalan yang disampingnya ada tanah setengah lapangan bola dengan rumput rapi dipinggirnya berbatasan dengan rumah ada rumpun hijau rapi seakan ditata sebagai pengaman. Mas Haryono menegur mas Teguh kita mampir kepada pemilik rumah menanyakan apakah lapangan rumput sebelah rumah itu menganggur apa ada manfaatnya.
Mas Teguh belum tahu arah pembicaraan tetapi menyuruh sipir membelok kejalan dimuka rumah itu mnuju kampung sebelahnya yang penuh rumah besar kecil tertata rapi. Pada rumah pertama kita berhenti dan mas Hary langsung ketuk pintu yang disambut yang punya rumah mas Achnad sesuai papan namanya. Didalam rumah ada mas Tony yang ngaku sebagai putranya ikut nimbrung dimeja tamu menemui kita berdua. Mas Achnad ngaku sebagai pegawai di Pemda yang hari itu agak pusing sedang malas pergi ke kantor di Balai kota. Mas Tony sednag tidak ada kuliah jadi di rumah saja menemani ayahnya. Mas Gary mennyakan apakah tanah dg rumput indah disebelah rumah ada manfaatmua yang dirancang, Mas Tony menjawab lulu bat main bola bersama adiknya. Sekaran gada lapangan bola ditengah kampung yang siap untuk pertandingan sehingga disebelah rumah tidak ada gunanya lagi. Dulu sengaja jauh dibangun rumah agar tidak berisik dengan suara mobil di jalan besar, sekarang sudsh tidak berisik lagi.
Kalo main bola pak Ahmad diantara anak muda ditempatkan sebagai back karen paling besar dan berwibwa. Mas Tony sebagai gelandang depan melindungi back sebelah kanan.
Mas Edy anak keluarga yang baru saja masuk ke Fakultas Pertanian Tingkat awal sedangkan mas Tony sudaj pada semester akhir. Bapak mas Edy terpaksa jual sawahnya karena anak-anaknya semua sekolah dan berbarengan perlu belanja yang tinggi.
Sewaktu main bola mas edy berada pada lawan dan mas edy ditempatkan pada gelanfang serangan karena muda dan lincah seperti anoman yang pandai menyusuf kedekat garis gawang yang berbahaya seakan selalu memggoda seperti ulah Anoman dengan trik-triknya mengecoh lawan, bahkan mas Edy berani mengecoh pak SAcmad yang dianggap sngat senior. Pak Acmad sering jengkel melihat tingkahnya yang sering membingungkan itu.
Pak Hary menanyakan kegunaan tanah lapang disebelah rumahnya, Apakah tetap jadi tempat Latihan bola atau lainnya. Dikatakan tidak unruk Latihan lagi sehingga mas Hery menanyakan apakah bisa dijadikan Kebun Bergizi, Mas Teguh mulai tahu arah mas Hary mampir ke rumah pak Acmad itu. Pak Acmad menjawab bolah tetapi anaknya yang di Pertanian sangat sibuk dengan kerjaannya di Fakultas hingga tidak sempat urus kegiatan itu. Siacuma senyum aja.
Mas Hary nenjrabjab agar digarap oleh keluarga miskijn dengan system bagi hasi,. Pak Achmad setuju agar keluarga miskin diundang sebagai penggarao dan yang punya tanah sekaligus pemodal bibit dan pupuk kesuburan. Sifatnya bagi hasil, Kekuatan tersebut disetujui dan mas Hary siap jadi mediatornya atas herakan itu. Selanjutnya pak Achmad diajak ketemu keluarga dekat t yang jadi miskin itu untuk bersamya apakah mau mengolah sepetak tanah menjadi Kebun Bergizi sebagai kegiatan komplemen untuk makan gratis. Semua disepakati. Maka mereka berusaha menemui Kepala Desa untuk merancang kegiatan itu dimana kelauatga mampu menyumbang jatah makan siang untuk makan mlam keluarga miskin dan disertai kegiatan gotong royong menggarap bersama lahan nganggur itu, Kerja gotong riyong yang melibatkan semua kompomen bangsa.