Tamu Menteri dan Wakil Menteri Kependudukan

Hari ini Senin, setelah upacara Sumpah Pemuda berkenan rawuh pada mantan Menteri Kependudukn, mantan Menko Kesra dan mamtan Kepala BKKBN untuk tujuh periode selam pemerintaham Presiden HM Soeharto, Menteri Kependudukan dan Wakil Menterinya, hri Senin meluangkam waktu untuk silaturahmi kepada seniornya Menteri JeKependudukan. Kepala BKKBN, Menko Kesra sebe;umnya Prof Dr Harono Suyono di kediaman beliau di Jl Perdatam. Menteri yang disertai Wakil Menteri yang cantik, Sestama dan seorang Deputy BKKBN dan staf itu datang dengan oleh2 untuk pensiunan yang dihormatinya.

Disertai hormat yang tulus bekas Bupati Batang berlatar belakang Pendidikan doctor IKIP  yang berhasi membangun Kawasan Pantura sebagai basis undustri itu tahu betul bahwa Upaya Pembangunan itu tidak mudah dan perlu pikiran cemerlang dan tenaga yang tidak outus putusnya. Kepla BKKBN yang baru ini yang mengetahui reputasi pak Haryono ingin mengetahui dari tangan pertama rahasia sukses yang melegenda dalam membangun kependudukan  tanah air serta Langkah-langkah strategis yang perlu dilanjutkan.

Beliau ingin memimpin pengelolaan masalah kependudukan dengan berhasil seperti masa masa yang lalu sampai dempai dewasa ini.

Secara rinci Prof Dr Haryono Suyono didampingi mamtanDR Moh Sudarmadi. Mantan Sestama dan Sesjen Menko Kesra, Dr Maswar Nurdinn, mantan Sestama dan Drs Fajar Wiyono Ketua Yayasan HSC yang masih segar Dimana bersama sama memimpin BKKBN selama tujuh periode menjelaskan tahapan tahapan sistematis dengan melihat sasaran yang beraneka ragam dan menetapkan strategi pengaturan strategi setiap periode dengan cermat. Sasaran yang makijn kompak untuk  secara terpadu dan rasional.

Terleih diingatkan bahwa sasaran kependudukan dewasa ini sudah berubah secara drastis sebgai hasil intervensi dimass dimasa lalu. Priramida penduduk sebagai gambaran struktur penduduk masa lalu sudah tidak ada lagi. Piramida penduduk dengan bagian besar dibawah seperti candi Borobudur dengan banyak lobang karena revolusi kemerdekaan sehingga bopeng akibat kematian revolusi, akibat lebih lanjut kematian G 30 S serta Tingkat kematiann ibu hamil dan anak-amak yang masih tinggi dan lainnya dewasa ini makin diratakan berkat penanganan yang intensip.

Piramida itu makin rata dan tegak lurus menyerupai Candi Prambanan, serupa Tugu Monas dengan puncak indah brlapis emas indah menjulang keatas berkat rekayasa KB dan kependudukan selama dipimpin Presiden HM Soeharto.

Rekayasa program menghasilkan legokan-legokan hilang sehintga posturya makin lurus dan memudahkan penerapan teori dalam skala nasional menurut tatanan maju secara global sejajar kemajuan dunia yang dianggap modern. Legokan legokan yang memerlukan rekaysa hilang sehingga kebijakan tidak perlu perkecualian lagi. Semua bisa dilakuka deangan wajar dan serentak.

Karena jumlah keluarga pra sejahtera yang mekimpah maka kebijaksnaan Pembangunan keluarga perlu memperhatikan target tersebut dengan sungguh sungguh yaitu keloarga ktersebut.  Mereka perlu diangkat dari Lembah kemiskinan sehingga menjadi keluarga yang dinamis dan tidak buta aksara. Mereka perlu memiliki senangat kerja yang tinggi serta semangat belajar tidak bosan bosannya.

Sifat semangat belajar dan semangat kerja ini perlu digalang karena belajar dan kerja awal biasanya  tidak membawa hasil yang gemilang, Membina dan memberi penghargaan pada hasil awal Pendidikan dan kerja ini perlu dibiasakan di kalangan yang luas agar menjadi pedoman dan motivasi yang kuat.

Program program seperti inilah yang perlu di dorong dengan kekuatan penuh agar cepat menyebar secara luas biarpun hasilnya sangat ninimal.

Karena itu basis penilaian harus bersfat luas agar nerangsang motivasi untuk meniru Program Kementrian hendaknya penuh motivasi untuk ditiru dan diulang tanpa hambatan agar berkembang secara luas.

Diskusi dengan Menteri dan Wakilnya berjalan oancae dengan bantuan staf senior kedua fjhak.

Haryono SuyonoComment