Waspadai Daerah Bebas Stunting

Setelah beberapa lama Jaringan BKKBN, KemKes, PKK dan lain-lain bergerak secara terpadu hampir pasti kasus-kasus keluarga yang memiliki bayi dan anak balita memiliki tanda-tanda stunting sudah dikenali dan mendapat perawatan menghindar dari akibat yang sangat buruk. Para petugas perlu diacungi jempol karena mereka dewasa ini sibuk mengadakan intervensi penanganan kasus yang dikenal ada tanda-tanda stunting itu sedang ditangani secara intensif, baik dengan dana pemerintah atau anjuran kepada keluarganya untuk hidup sehat dan menaruh perhatian lebih baik kepada bayi dan anak balita yang mereka miliki.

Tetapi ini belum cukup. Kasus stunting tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, perlu penanganan berkelanjutan sehingga anak pasca stunting bisa tumbuh normal seperti anak-anak biasa. Lebih-lebih anak dengan status stunting sebagian besar berada dalam keluarga kurang mampu sehingga pemeliharaan makanan untuk bayi dan anak balita biasanya kurang cermat kalah dibandingkan dengan makanan bagi penduduk dewasa yang tugasnya mencari makan untuk keluarganya.

Kita tunggu laporan lebih lengkap dari BKKBN yang diserahi tanggung jawab koordinasi penanganan kasus stunting, Namun dapat diduga bahwa kasus stunting terbanyak berada pada daerah dengan lingkungan yang kering dan tanah yang miskin sehingga tidak berhasil dalam pertanian guna mendukung penduduknya. Keluarga di daerah tersebut umumnya miskin karena daerah yang kurang makmur itu relative harga tanahnya lebih murah sehingga keluarga kurang mampu bisa membeli dan tinggal disitu, sedang keluarga mampu tinggal di daerah yang lebih subur dan daerahnya banyak tanaman yang melimpah.

Ini berarti bahwa yang tertangani sampai hari ini umumnya adalah kasus-kasus yang sudah terjadi, ibu hamil atau memiliki bayi atau anak balita. Keluarga miskin yang mempuyai anak menjelang usia nikah perlu dijadikan “target” agar menunda nikahnya pada usia layak nikah dan cukup gizi siap untuk mengandung. Keluarga seperti itu jumlahnya cukup banyak sehingga deklarasi “bebas stunting” perlu diikuti dengan “waspada stunting” karena ada kemungkinan “keluarga baru yang bisa menghasilkan stunting” bisa lebih banyak menambah kasus yang sudah bebas tersebut. Keluarga ikutan bisa lebih banyak dibanding keluarga dengan kasus yang sudah ditangani. Bahkan dianjurkan target penanganan diperluas keluarga dengan anak perempuan menjalang usia dewasa menjadi target ikutan yang utama, baik untuk program KB maupun program waspada stunting dan program menyongsong generasi mendatang.

Haryono SuyonoComment