Ikan Wader Masuk TokoPedia
Pada masa Covid-19 secara bertahap pola hidup dan tingkah laku setiap keluarga, utamanya keluarga perkotaan, berubah dari waktu ke waktu. Yang paling berubah adalah cara dan tingkah laku ibu-ibu dalam belanja untuk keperluam sehari-hari. Kecepatan para pemilik modal dan ahli-ahli pemasaran yang bekerja pada perusahaan besar serta konglomerat yang berdiri dibelakangnya, sungguh sangat inovatif dan tidak mau menunggu aturan pemerintah karena tidak mau rugi.
Toko-toko besar dengan pembeli yang sangat besar jumlahnya karena resiko tertular Covid-19, menurun drastik omsetnya, kita ikut prihatin kemana para karyawan yang kiranya bakal menjadi penganggur. Perusahaan besar itu akan bangkrut sementara belum ada perhatian mengubah pola hdup masyarakat.
Tetapi pengusaha pemilik Mall dengan pegawai yang melimpah dan barang dagangan yang luar biasa macam dan volumenya yang merosot tidak lagi menjadi pilihan konsumen tidak kalah cepat segera menyesuaikan dirinya.
Tanpa peraturan pemerintah yang berbelit-belit atau olah info dengan upacara pengumuman pemerintah, muncul berbagai inovasi baru berupa pelayanan on line yang dinamis. Jaringan Toko Pedia muncul di mana-mana menggunakan system pemasaran on line yang dalam musim Covid maju pesat.
Produk yang dijual melalui system ini juga tergolong maju. Biasanya dijual hanya produk pabrik yang diketahui tahan banting dan memiliki masa tenggang waktu tidak busuk yang cukup tahan lama. Pada jaman sekarang Wader, ikan kecil-kecil yang pada jaman kita kanak-kanak di desa, biasa menjadi rebutan anak-anak memungutnya. Sekarang wader bisa di dapat di Toko Pedia dengan harga bervariasi sehingga anak desa yang sudah mengkota tetap bisa makan wader goreng yang eunak rasanya.
Jaman normal sekarang pelahan Kembali lagi, pertanyaan yang timbul apakah pola yang berkembang terakhir ini akan lenyap atau dua duanya bisa hidup berdampingan. Kita lihat saja, biasanya kaum pedagang besar akan lebih cepat mengenalkan inovasi untuk mempertahankan keuntungan besar yang menjadi jaminan usahanya.
Sayang pelayanan pemerintah melalui berbagai fasilitas tetap saja rutin, jarang yang berkembang mengikuti perubahan budaya atau kehidupan yang berubah. Perpustakaan nasional berubah “menjemput bola” dengan mengantar bahan bacaan kepada pembacanya. Sejak lama Program KB mengantar kontrasepsi kepada konsumennya sehingga target penurunan kelahiran di masa lalu pernah lebih cepat sepuluh tahun dari tahun 2000 sudah terjadi pada tahun 1990. Kita berharap lebih banyak pelaynan pemerintah berubah makin cepat dan mudah dengan pelayanan pro masyarakat yang maju dewasa ini. Masih ada beberapa Kementerian yang cukup tanggap dengan perubahan sehingga masyarakat betambah nyaman hidupnya.
Tetapi masih banyak yang tetap bertahan seperti dulu, kita tunggu kabinet berikutnya mudah-mudahan berubah lebih lanjut. Diperlukan komitmen pimpinan untuk mempermudah pelayanan pro masyarakat modern jaman sekarang.