Wartawan Senior Kawiyan lakukan Interview
Bapak Kawiyan, seorang wartawan senior berasal dari Tegal hari Rabu kemarin datang di kediaman jalan Perdatam bersama seorang senior lain Bapak Aman dari MUI dengan sebuah kamera yang canggih. Segera setelah bersalaman Bapak Kawiyan yang berbaju batik Pekalongan yang meriah memperkenalkan diri langsung menyatakan bahwa dewasa ini memiliki kegiatan mengimgat dan merekam jejak pahlawan yang dimasa mudanya sangat terkenal ikut membangun bangsa dan anak bangsanya. Termasuk dalam pilihan ini adalah Gerakan KB yang dimasa lalu berjalan seperti Gerakan politik yang mnegerahkan kaluarga dari seluruh pelosok tanah air ikut serta dalam program KB secara nasional.
Sambil membolak balik buku kecilnya rupanya Bapak Kawiyan mencari angel untuk memulai wawancaranya. Karena sejak awal beliau mengaku asal Tegal, untuk memecah suasana yang kaku kami dahului bahwa Kota Tegal sangat terkenal dengan satenya yang empuk dan enak. Kota Tegal pernah memiliki seorang Bupati yang tidak melepas kegiatannya ndalang yaitu Bapak Entus yang meninggal dunia tatkala masih muda.
Pembukaan itu rupanya menggelitik sehingga Bapak Kawiyan melanjutkan bertanya asal kami dari Pacitan yang sudah dicatatnya dalam buku kecilnya. Segera kami sahut bahwa kami dari Pacitan, Pendidikan SD di Pacitan, SMP dan SMA di Yogyakarta. Pernah satu dua tahun masuk Fakultas Kedokteran Gajah Mada, tidak terus dan melanjutkan di ke Akademi Ilmu Statistyik di Jakarta. Sekolahnya bertempat di Kantor BPS - Biro Pusat Statistik di dekat Pasar Baru di Jakarta. Dosennya banyak ahli ststistik PBB yang membantu pemerintah melaksanakan berbagai Sensus seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Industri.
Rupanya pak Kawiyan makin tenang dan langsung menyambung kapan kami kenal program KB. Kami jawab bahwa pada tahun 1965 Gubernur A;I Sadikin memelopori membuat pgoram KB sebagai Pilot Study untuk DKI Jakarta. Sebagai Wakil Kanwil, kwmudian Kanwil Statistik, kami ditugasi membantu dr. Koen Martiono dari Dinas Kesehatan yang memimpin Pilot Proyek tersebut sebagai pencatat kemajuan proyek dan meneliti bagaimana penerimaan masyarakat atas KB.
Setelah itu pertanyaan pak Kawiyan yang dipersiapkan dalam catatan buku kecil disimak dibaca dengan percaya diri yang makin tebal karena jawaban pak Haryono mengalir sebagai banjir dari tokoh yang selama 17 tahun berrturut-turut dipercaya Presiden HM Soeharto dan BJ Habibie, keduanya almarhum, sebagai Kepala BKKBN selama 17 tahun tanpa ada selingan pejabat lainnya. Bahkan tatkala dipercaya sebagi Menteri Kependudukan, kemudian sebagai Menteri Kooedinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengenmtasan Kemiskinan, jabatan Kepala BKKBN itu tetap dipegangnya.
Pada jamannya itu BKKBN dengan pendekatan inovattif berbasis masyarakat, BKKBN bersama masyarakat di seluruh Indoneia barhasil menurunkan Tingkat kelahiran separo dari angka awalnya di tahun 1970, sepuluh tahun lebih cepat dari target yang disepakati oleh MPR harusnya trrrjadi pada tahun 2000. Untuk itu Presiden HM Soeharto memperoleh penghargaan PBB “World Population Awards” yang diserahkan langsung oleh Sekjen PBB di New York.
Sejak itu keikut sertaan KB makin melembaga sehingga kesertaannya turun menurun dari orang tuanya kepada anak dan menantunya. Pemerintah mengatur pelayanan melalui klinik dan Rumah Sakit yang ada diseluruh Indonesia.
Karena itu program KB di Indonesia menjadi incaran sebagai tempat belajar dari negara-negara berkembang tentang KB dari seluruh dunia. Keadaan penduduk kita dari budaya anak banyak sampai enam anak menjadi budaya jumlah anak dua atau tiga saja. Dewasa ini program KB jrusi keluarga dengan nak yang stunting atau nikah terlalu muda tau melahirkan anak dibawah berat badan dibawah tiga kilogram, atau kurang gizi. {rogram KB tidak gegap gempita seperti di masa lalu.
Pembicaraan makin asyik Bapak Kawiyan yang belum banyk ikut dalam Gerakan KB di masa lalu sangat tertarik dan minta waktu lebih untuk interview lebih mendalam. Suatu Gerakan yang sekarang lebih banyak ditiru partai politik agar calon calonnya dicoblos untuk diplih menjadianggoata DPR atau bahkan menjadi Preisden dan Wakil Presiden.