Tut Tut Naik Kereta Api
Pagi ini Jumat tanggal 30 September 2022 keluarga besar Haryono Suyono. putra Pacitan, siap menuju Stasiun Gambir. Rombongan anak cucu dengan Bapak Haryono sebagai orang tua dari Pacitan itu akan naik kereta api dari Stasiun Gambir menuju Yogyakarta. Dari Yogya rombongan menuju tanah kelahiran dan asal usul nenek moyang di Pacitan dalam beberapa mobil kecil, bukan dalam bus besar agar lebih lincah. Drs Suroyo Alimuso, anggota keluarga besar Alimuso yang mantan Dirjen Perhubungan dibantu isterinya dan dr Rina mempunyai tanggung jawab mengatur kendaraan menuju Pacitan. Sewaktu masih menjabat semua urusan perjalanan diselesaikan dengan model transportasi pesawat dan mobil. Karena Covid dan penghematan, mode transportasi itu diganti dengan Kereta Api yang konon makin nyaman dan bisa sangat cepat waktu sampai tujuan dengan lebih aman.
Sampai Yogya yang sudah lapar bisa mampir makan sore, tetapi kalau sabar bisa makan malam di Wonosari rumah makan kampung di sebelah jembatan yang makanan desanya sangat terkenal dengan banyak pilihan aneka macam. Restoran ini telah melayani Presiden, Menko, anggota DPA, anggota DPR dan pejabat teras tingkat Dirjen, Direktur dan segala lapisan masyarakat tumpek bleg menikmati rasa sebagai orang desa kembali, sambil melatih anak-anaknya merasakan nikmat makanan asli, sebelum sampai rumah masing-masing di desa asalnya.
Perjalanan dilanjutkan berliku melewati sela sela gunung seribu yang sudah berubah menjadi kota. Jalan di daerah pegunungan yang sudah sangat bagus dan diaspal mulus sejak jaman pak Harto. Setiap tahun bertambah lebar tapi makin terasa sempit karena banyak warung dan toko tumbuh seperti layaknya di kota besar. Ada yang mulai bertingkat dengan aneka produk tidak saja dipakai tetapi produk import masuk gunung. Belanja barang mewah tidak perlu ke Hongkong tetapi bisa di tengah pegunungan dengan harga bersahabat. Barangnya bisa import langsung, bisa oleh-oleh atau dibawa tenaga pejuang rumah tangga pulang kampung dari Hongkong atau Dubai.
Senja hari rombongan sampai Pucangsewu, Pacitan. Kita istirahat silahturahmi dengan Tim Kecil yang dipimpin mas Dani dan Ibu Sulih keponakan dari Mas Danuri almarhum, yang mengasuh PAUD dengan hampir 100 anak balita dan titipan bayi serta anak usia kurang dari tiga tahun.
Setelah silaturahmi sebentar semua tamu dibagi pada Wisma pak Alimuso serta Gedung baru yang juga memiliki kamar tidur terbatas. Suasana saling tumpuk undung menggambarkan keakraban antar keluarga besar pak Haryono.
Ibu Yuli, suami dan anak-anak buahnya telah berangkat hari Kamis pagi membawa mesin jahit sumbangan Yayasasn Anugerah Jakarta untuk Pusat Pelatihan dan beberapa sumbangan lain dari Baznas yang akan diserahkan kepada penyandang cacat dari Pacitan. Rencananya Ibu Yuli yang dinamik akan demo tentang jahit menjahit bagi penyandang cacat sebagai awal perkenalan kursus menjahit untuk penyandang cacat se Kabupaten Pacitan.
Siang harinya mas Fajar dan mas Rudi, dibantu oleh mas Teguh akan mengadakan demo bagi para tamu tentang Kebun Bergizi yang pernah marak di Pacitan. Kali lain kursus Kebun Bergizi akan menjadi kursus regular untuk pusat pelatihan dengan peserta anak-anak SD SMP, SMA dan Perguruan Tinggi di Pacitan sebagai wujud “Belajar Mandiri”. Seluruh acara santai dan kekeluargaan itu diiringi bunyi gamelan oleh pasukan sukarela anak-anak SMP SMA binaan Kyai Bimo dari Desa Sumberharjo disebe;ah Desa Pucangsewu yang seorang pengusaha tetapi sangat berjiwa sosial. Kalau gamelam tinggalan mas Danuri almarhum sudah dilaras secara sempurna, rencananya juga dibuka acara peLatihan gamelan secara teratur di Pusat Pemberdayaan Eyang Siti Patmirah ini.
Ria akan membawa alat-alat peragaan dan permainan anak-anak PAUD untuk oleh-oleh anak-anak PAUD Siti Patmirah. Karena acara akan dibuka tanggal 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila maka semua peminat diajak memberikan sumbangan secara sukarela untuk anak-anak kita tercinta.