Acara Sabtu Santai penuh Variasi
Apabila hari Sabtu ini keluarga tidak memiliki Acara khusus untuk santai bisa kami anjurkan memelihara burung. Kami memiliki tiga pasang Burung Cinta dari belasan aslinya. Tetapi karena cinta bisa merupakan benih persahabatan abadi dan juga saingan penyebab permusuhan, sebagian mati dalam pertempuran yang digunakan mempertahankan cinta sejati. Burung-burung ini punya mulut seperti Betet dan runcing. Kalau mematuk mesra bisa sangat romantis, tetapi kalau keras bisa mengundang maut.
Dengan patuknya yang galak, seakan ditekuk pada ujungnya karena siap damai dan bercinta. Tetapi kalau diajak bersaing, ujung yang melengkung bisa jadi seperti sabit yang siap membabat puphon atau rumput yang bergerombol seakan kompak tidak mau dikalahkan.
Beberapa minggu lalu sepasang dipisahkan dan langsung akur memadu kasih sayang, tetapi tidak juga melakukan perkawinan. Mungkin masih muda perlu tunda anak yang pertama. Dua pasang lagi dalam satu kandang besar tetapi disakat batas kerangka besi alus yang lembek. Mula-mula besi halus ini memberi batas, tetapi si paruh bengkok ini makin tahu bahwa penyekat itu bisa di rusak dan batas itu bisa jebol dan dua kandang bisa jadi satu kembali. Kesempatan menyatu ini bagi senior semula tidak jadi soal karena sibuk menata kembali kandang yang dianggap rusak berkat diubah arahnya oleh pekerja yang menata kandang. Bagi yang muda kesempatan ini digunakan untuk manuver terbang ke kiri kanan memberi petunjuk siap tempur. Tetapi apabila dikejar si senior, sang junior segera sembunyi diri menghindar. Suatu pertunjukan menarik bagi pengamat yang memiliki khayalan yang indah.
Melihat drama yang tidak sehat itu diputuskan lakukan renovasi kandang dengan sekat yang lebih kokoh. Yang senior segera lakukan konsolidasi menata ulang kandangnya. Yang muda konsentrasi pada masa pacaran kembali. Sungguh melihat sikap si putih yang makin dewasa pada periode ini makin diam apabila lelakinya datang mendekat, padahal di masa lalu banyak tingkahnya. Kita ikuti sinetron tiga pasang burung Cinta ini apakah makin menarik atau kehabisan gairah. Mengikuti perkembangan mereka sungguh sangat menarik, apalagi kalau dihubungkan kehidupan kita.
Acara lain berkunjung ke Mall di Tanggerang. Mall ini untuk ikut merayakan Proklamasi sedang membuka Pameran untuk masyarakat luas. Salah satunya adalah Pameran tanaman, utamanya sayur Organik, termasuk Kebun Bergizi di halaman rumah.
Menyimak pengalaman pameran tahun lalu di tempat yang sama, tahun ini Mas Rudi Lubis dan mas Fajar Wiryono secara khusus disediakan tanaman micro green, bahan salad yang ditanam di atas piring-piringan dengan media tanam organik yang siap di hidangkan dalam waktu tidak lebih dari usia dua minggu. Sehingga sayurnya seakan baru muncul dari bibit benihnya, sungguh sangat segar penuh nutrisi untuk bahan salad segar pengantar makan siang yang ceria. Bagi saya dam sebagian pembeli dicampur dengan irisan ketimun dan tomat diberi bumbu salad secukupnya, pasti lauk lain akan lancar mengantar makan siang bersama keluarga. Nikmat dan segar sehingga kelelahan di pagi hari lenyap untuk melanjutkan kerja bakti yang lebih produktif.
Menurut mas Teguh, Micro Green relatif mudah dibuat, maka dianjurkan agar ayah ibu yang melihat pameran membawa anak-anak remaja untuk belajar membuatnya sehingga bisa makan salad kapan saja. Usia tanaman ini tidak lebih dua minggu untuk mendapatkan tanaman pucuk yang segar dan penuh nutrisi. Utamanya untuk keluarga muda dan lansia.
Tahun ini diundang lebih banyak partisipasi anggota Organisasi Maporina yang memiliki tanaman berbagai jenis yang juga diolah dengan sistem bebas pupuk organik.