Kisah Tiga Pasang Love Bird yang selalu bercinta

Kami memiliki tiga pasang Burung Cinta dari belasan aslinya. Tetapi karena cinta bisa merupakan benih persahabatan abadi dan juga saingan penyebab permusuhan, sebagian mati dalam pertempuran yang digunakan mempertahankan cinta sejati. Burung-burung ini punya mulut seperti Betet dan runcing. Kalau mematuk mesra bisa sangat romantis, tetapi kalau keras bisa mengundang maut.

Dengan patuknya yang galak, seakan ditekuk pada ujungnya karena siap damai dan bercinta. Tetapi kalau diajak bersaing, ujung yang melengkung bisa jadi seperti sabit yang siap membabat puphon atau rumput yang bergerombol seakan kompak tidak mau dikalahkan.

Beberapa minggu lalu sepasang dipisahkan dan langsung akur memadu kasih sayang, tetapi tidak juga melakukan perkawinan. Mungkin masih muda perlu tunda anak yang pertama. Dua pasang lagi dalam satu kandang besar tetapi disakat batas kerangka besi alus yang lembek. Mula-mula besi alua ini memberi batas, tetapi si paruh bengkok ini makin tahu bahwa penyekat itu bisa di rusak dan batas itu bisa jebol dan dua kandang bisa jadi satu kembali. Kesempatan menyatu ini bagi senior semula tidak jadi soal karena sibuk menata kembali kandang yang dianggap rusak berkat diubah arahnya oleh pekerja yang menata kandang. Bagi yang muda kesempatan ini digunakan untuk manuver terbang kekiri kanan memberi petunjuk siap tempur. Tetapi apabila dikejar si senior, sang junior segera sembunyi diri menghindar. Suatu pertunjukan menarik bagi pengamat yang memiliki khayalan yang indah.  

Melihat drama yang tidak sehat itu diputuskan lakukan renovasi kandang dengan sekat yang lebih kokoh. Yang senior segera lakukan konsolidasi menata ulang kandangnya. Yang muda konsentrasi pada masa pacaran kembali. Sungguh melihat sikap si putih yang makin dewasa pada periode ini maki diam apabila lelakinya datang mendekat, padahal di masa lalu banyak tingkahnya. Kita ikuti sinetron tiga pasang burung Cinta ini apakah makin menarik atau kehabisan gairah.