Burung Putih Saya Berhenti Bercinta

Pror Dr Haryono Suyono

Dalam rangka menghibur bapaknya yang senang pada makhluk hidup dengan segala tingkah lakunya Ria Indrastuty dan dr Rina Mardiana, anak pertama da si bontot, membawakan ke rumah, empat pasang sebelas pasang “love birth” dan jenis lainnya engan landangnya. Karena baru berasal dari tukang burung, tidak ada kesan bahwa burung yang menyandang nama “love” itu saling bersahabat. Dua hari pertama mereka ribut saling terbang mengelilingi sarang yang relatip sempit untuk sekali kali mampir ke tempat persediaan air dan makanan yang melimpah.

Pada hari ketiga mulai terjadi perubahan, ada patuk memasuk di antara 8 pasang burung yang semuanya mirip berbulu hijau dengan gelang kuning tebal di sekitar lehernya, serta seekor berbulu putih tetapi kotor tidak mulus. Setelah puas adu teriakan dan terbang tidak jauh di sangkar sempit mereka mulai saling berkenalan. Ada yang sopan saling menyapa  dan tukar menukar patukan. Ada yang patukannya berubah menjadi perkelaian merengut nyawa. Yang akrab ada yang berlanjut mencoba mengubah pergaulan menjadi bibit cinta dengan saling mematuk kasih. Mungkin karena sama-sama muda patukan itu keras sehingga menimbulkan luka dan pasangannya mati. Ada yang sangat emosional, baru saling berkenalan,  pasangan ini tidak mau diganggu. Kalau ada yang mendekati bisa dilabrak, diburu habis di sekitar kandang. Namun cinta kasih itu ada yang berlangsung lama tanpa gangguan, ada pula yang usil diganggu teman lain berakhir dengan perkelaian dan kematian. Sampai tiga hari lalu, sebelum dipindah ke kandang yang lebih besar, 11 pasangan tinggal dua pasangan saja. Satu sudah berubah menjadi suami istri dan satu lagi, si putih, akhirnya diterima mitra hijaunya menjadi pasangannya yang akrab. Sampai sekarang yang tua masih mengganggu kandang pasangan yang muda tetapi dibiarkan dan tidak ada konflik. Kedua pasangan melengkapi kandang - “istana”nya masing-masing dengan dedaunan untuk bertelur. Sungguh merupakan pemandangan yang indah karena setiap pasangan mengangkut sampah ke sarangnya sebagai bahan sarang. Kita saksikan kedua pasangan yang muda dan seniior bekerja bersama pasangannya membuat sarang masing-masing.  

Dalam satu minggu ini kegiatan kedua pasangan ini bercinta sungguh luar biasa. Segra yang senior berhenti bercinta dan konsentrasi mengkut sampah ke sarangnya. Yang jantan tidak lagi mengganggu tetai menolong manjadi “kuli” mengangkut sampah. Kita doakan segera bertelur dan berlanjut dengan anak-anak yang cinta damai. Pasangn putih hijau juga berhenti cercinta dan sekaligigus berhenti juga dari kesibukannya mengisi sampah untuk sarangnya. Satu hari kemarin berduaan saja tinggal diam tidak banyak bergerak. Pagi ini lebih ceria dan mulai berteriak-teriak kembali. Mudah-mudahan kalau kehamilannya gagal, bercinta kembali dan hamil. Sesesudah itu bebenah sangakr untuk menempatkan telurnya. Kita doakan keduanya bertelur dengan selamat.

Haryono SuyonoComment