Memadu Komitmen Untuk Suksesnya Perang Barata Yudha
Atas undangan sesepuh para Pandowo, Raja Bismo, seluruh keluarga Bathara Kesno, lengkap dengan Patih Udawa dan Raden Setiyaki, kelima anggota keluarga Pandowo Yudistiro, Bima, Arjuna, Nakulo dan Sadewa serta keluarga senior Raja Bismo, hadir lengkap siap mengikuti acara Pertemuan membahas komitmen menjelang makin dekatnya Perang Besar Barata Yudha.
Di kalangan Pendowo sesungguhnya belum ada komitmen bulat bagaimana menyelesaikan perang besar ini. Apakah berupa penyerahan kekuasaan kerajaan Asinina kepada {endowo dengan semua jajahannya, semua mitra kerjanya, atau bentuk lainnya. Dua utusan dari kalangan Pendowo gagal total tidak mencapai bentuk keputusan awal sedikitpun sebab kerajaan Astina tidak bersedia melakukan perundingan dalam bentuk apapun.
Biarpun di dalam kalangan Pendowo belum kompak, tetapi pembicaraan awal telah lebih sering membahas materi tuntutan Pendowo tentang penyerahan Kerajaan Astina kepada Pendowo.
Sejak pertemuan dibuka Raja Bisma yang sangat disegani dikalangan keluarga Pendowo, Raja Yudistiro sesepuh Pendowo menyatakan ketidak persetujuannya tentang cara merebut kembali Astina melalui perang dengan pertempuran yang melibatkan pasukan untuk saling membunuh sesama kerabat anggota yang saling bersaudara di kedua belah pihak. Seballknya Bima dan Arjuna sudah bosan akan janji-janji manis yang kenyataannya menjadi perintah yang kaku dan bengis bagi keluarga Pendowo. Ketegangan pembicaraan itu begitu tajam karena telah banyak dicoba secara damai tetapi Korawa tidak mau mendengarkan, tatap teguh Astina haknya yang mutlak.
Sementara Bhatara Kresna “ngambek” tidak mau ikut campur lagi. Menanggapi hal itu, Werkudoro mempersilahkan agar Yudistiro selama Perang diam saja tidak usah ikut, biar segalanya diserahkan kepada Werkudara dan Janaka saja dengan segala argumen dan pengalaman keluarga Pendowo yang dihinakan secara tidak terhormat oleh Korawa.
Melihat suasana bertambah baik, Raja Bisma memberikan petunjuk agar Prabu Kresno yang disetujui segera mempersiapkan anggota utusan ketiga dan keberangkatannya. Prabu Kresno hanya minta di kawal Setyaki sebagai Kusir keretanya menuju Astina. Pertemuan ditutup dengan rasa lega dan seluruh peserta mengantar degan pehuh harapan utusan Pendowo kepada Raja Astina tentang Barata Yudha dengan penuh harapan positip. Raja Kresno mengambil tanggung jawab yang sangat tinggi pada Perang Barata Yudha.