Haryono Suyono : YKBRP Harus Siap Melaksanakan Kegiatan Pada Hari-Hari Besar Nasional
GEMARI.ID-JAKARTA. Atas inisiatif Wakil Ketua Pembina Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan (YKBRP), Ibu Dra Nina Akbar Tandjung, MSi hari ini Yayasan menggelar rapat khusus yang intinya adalah memohon arahan dari Ketua Pembina Yayasan terkait dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun 2022-2023. Turut hadir dari para pembina antara lain, Prof Dr Justika Baharsjah, Ibu Ratih Siswono Yudo Husono, Ibu Etty Mar’ie Muhammad dan Ibu Milangoni Subiakto Tjakrawedaja. Dari pihak pengurus hadir Ketua Umum YKBRP, Ibu Efin Soehada, SE, MSi beserta pengurus lainnya serta para pengawas yayasan. Kamis (10/02/2022).
Pror Dr Haryono Suyono sebagai Ketua Pembina Yayasan YKBRP mengatakan, bahwa dirinya ingin mengundang ibu-ibu untuk menempatkan enam bulan pertama ini sebagai semi promosi Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan secara besar-besaran, kalau perlu diberikan semacam benner atau papan di depan, bahwa yayasan kita siap untuk membangun pada tahun 2022-2023 sebagai kenangan pengurus yang baru.
Lebih lanjut mantan Menko Kesra dan Taskin di Era Orde baru ini menyampaikan, saya ingin menganjurkan kepada Ibu-ibu untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti arahan, untuk menjelaskan masing-masing kegiatan yayasan. Saya akan memulai penjelasan dengan melalui sistem jejaring, mulai hari ini dan kemudian kita susul nanti pada tanggal 11 Maret, jadi hari-hari besar nasional seperti 11 Maret , kemudian berikutnya tanggal 21 April, kemudian bulan berikutnya tanggal 20 Mei dan begitu seterusnya, hari-hari besar kita isi dengan kegiatan Webinar. Nanti topiknya kita undang Ibu-ibu untuk mengisi dan salah satunya menjadi narasumber atau dua narasumber, bahkan tiga narasumber, pada topik yang berhubungan dengan yayasan, katanya.
Haryono mengusulkan, dalam rapat-rapat yang akan datang kecuali isi anggaran isinya adalah usaha-usaha yang luar biasa dari Ibu-ibu pengurus berbagai unit kerja yang menjelaskan usaha-usaha yang luar biasa dari unitnya, sehingga kesannya bukan tiap-tiap kali ada defisit, tetapi ada usaha-usaha yang konkrit, sehingga usaha-usaha yang konkrit itu, misalnya mau akan ada usulan pembangunan sudah ada kemungkinan-kemungkinan dana-dana yang akan dikumpulkan dari sumber-sumber lain untuk pembangunan A, B, C dan D. Sehingga dengan sendirinya tidak seluruhnya, menggunakan dana anggaran dari yayasan, usulnya.
Ketua Pembina Yayasan menambahkan, saya mengusulkan agar memanfaatkan ruangan-ruangan yang ada pada yayasan kita seperti STW, STIKes Mitra RIA Husada dan sebagainya, begitu rupa sehingga ruangan-ruangan itu menghasilkan dan program untuk mengisi ruangan itu untuk diprogramkan. Jadi ada program yang secara khusus ditujukan untuk mengisi ruangan-ruangan itu, baik di STW maupun STIKes MRHJ. Untuk STIKEs misalnya, ada program yang pendaftarannya tidak saja untuk tahun anggaran itu, tetapi untuk tahun anggaran yang lebih luas lagi. Kalau perlu mahasiswa itu diterima untuk semester berikutnya, tetapi boleh masuk pada semester yang ada. Aturan-aturan bisa dikompromikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga kelangsungan STIKes MRHJ dapat lebih terjamin. Tempat lowong atau tempat-tempat yang nganggur bisa diisi secara lebih awal bahkan di luar semester bisa diisi, lanjutnya.
Haryono meminta kepada para Ketua Prodi agar tidak kaku, begitu semesternya tutup terus tutup tidak menumbuhkan kelembagaan-kelembagaan, sehingga mahasiswa itu bisa masuk hampir setiap waktu ke STIKes MRHJ. Dengan cara itu diharapkan jumlah mahasiswa akan melimpah dan dengan sendirinya dananya tidak perlu ada defisit lagi, pungkasnya. @MDP