Sungguh Hari yang sangat Bahagia

Hari Sabtu malam Minggu kemarin sungguh merupakan Hari yang sangat bahagia. Kalau biasanya di rumah hanya ditemani anak paling kecil dr Rina Mardiana dan suaminya Drs Rudi Lubis, sore hari kemarin, anak pertama Dra Ria Indrastuyy datang dengan dua orang cucunya Jeyi anak mas Randy yang baru kelas satu  SD dan Kalyana anak mas Indra yang sudah kelas dua SD. Begitu datang, tidak seperti biasa, dua duanya lari seakan berlomba ingin menang siapa yang memeluk kakek embahnya Prof Dr Haryono yang santai asyik menonton Sinetron dari Korea Selatan. Tanpa permisi minta ijin lebih dulu, keduanya nyamber pipi kiri dan kanan melempelkan bibirnya sambil berteriak “hayoo aku menang” hampir serentak. Rupanya di dalam mobil menuju ke Rumah di Jalan Perdatam mereka sudah merancang “lomba cium kakeknya”.   

Setelah keduanya masing-masing memberikan dua kecupan, Kalyana yang usianya lebih tua nyelutuk tidak bisa lagi menahan keinginannya akan sepatu mirip sepatu adiknya yang kalau dibuat jalan melangkah, dari sudut-sudutnya ada lampu gemerlapan karena ada baterei yang menghidupkan lampu gara-gara plus minusnya disatukan dengan injakan kaki pemakai sepatumya. Adiknya segera jalan dan nyala lampu kecil pada sepatunya gemerlapan menyala menarik bagi yang melihatnya.

Kakeknya segera tanggap dan cicitnya ditarik dan diminta cium lagi nanti biar Mamie Rina membelikan sepatu yang menyala tersebut. Langsung anak mas Randi yang baru kelas satu SD itu spontan menyatakan bahwa sepatunya dibelikan ayahnya. Anak mas Indra mencari dan merayu kakeknya untuk dibelikan sepatu yang sama. Kakeknya menyatakan bajwa akan membelikan lewat Mamie Rina. Segera anak kelas dua SD itu mencari mamie Rina yang ada di dapur dan diciumnya minta sepatu menyala seperti punya Yeyi adiknya. Dengan lemah lembut mamie Rina segera nyium dan berjanji akan membawa anak mas Indra itu pergi ke Mall membeli sepatu yang menyala gemerlapan. Kalyana tenang dan langsung lari dengan gembira. Hati yang melihatnya merasa nyaman dan sangat berbahagia melihat cicit-cicit sudah pandai merajuk dan menyampaikan niatnya tidak lagi dengan tangis tetapi dengan rayuan dan ciuman kasih sayang kepada kakek dan tantenya. Semuanya ketawa bergembira,

Haryono SuyonoComment