Mas Toha dari Makasar atasi Catat Maju Mandiri
Mas Saharuddin, biasa dipanggil Toha adalah seorang pemuda yang gagah dengan tinggi yang lumayan lebih dari 150 cm namun memiliki lengan tangan lebih pendek dibanding pemuda lain seusianya. Akhir tahun ini berturut-turut “Gemari.id” menjadikan bintang cerita tokoh-tokoh yang tidak populer tetapi sesungguhnya sangat menonjol dari kelompoknya. Kemarin kita ambil mas David dari Bogor yang menekuni internet mendahului rekan-rekannya.
Seperti teman-teman sekampungnya, setiap pagi Toha membantu orang tuanya bertani menyiapkan sawah untuk ditanami padi. Baru tatka;a siang matahari makin menyengat, Toha dan anak-anak sebaya sempat bermain. Mula-mula biasa saja karena masih kanak-kanak, setiap anak menyusun regunya sendiri-sendiri. Setiap regu disiapkan untuk bertanding melawan regu lainnya. Regu Toha sering kalah apabila bertanding. Teman-temannya secara tidak langsung menyelidiki kekalahan regunya.
Ternyata lama-lama ketahuan bahwa salah satu anggota regunya, yaitu Toha, memiliki lengan tangan yang lebih pendek dibanding rekan-rekan lainnya. Lama-lama pendeknya lengan Toha itu membuat Toha disisihkan dari teman sepermainan. Lebih-lebih secara tidak sengaja orang tuanya ikut promosi bahwa lengan Toha lebih pendek dari lengan temannya sehingga kurang terampil dibanding teman lain yang lengannya lebih sempurna.
Namun Toha termasuk maju karena berhasil melepas diri dari lingkungannya biarpun masa kecilnya kurang beruntung. Gara-gara memiliki lengan lebih pendek secara tdak langsung disishkan oleh teman-temannya sekampung di Makasar dalam permainan setelah selesai membantu orang tuanya di sawah tetapi akalnya banyak. Kekurangan itu semula tidak terasa. Lama-lama setiap pembentukan kelompok bermain Toha selalu dipilih terakhir setelah teman lainnya habis dimasukkan dalam kelompok. Makin dewasa akhirnya Toha merasa bahwa temannya tidak mau kemasukan Toha dalam kelompoknya. Hal ini membuat diri Toha makin menggunakan otak disbanding kekuatan tangan yang tidak normal. Karena itu Toha merasa harus lebih cerdas dibanding teman-temannya.
Dinas Sosial di Makasar, seperti Dinas yang sama ditempat manapun, dengan sangat baik hati menyediakan kursus ketrampilan untuk anak penyandang cacat. Cilakanya kursus itu pesertanya eklusif, artinya semua peserta umumnya penyandang cacat. Karena itu para peserta makin merasa bahwa dirinya penyandang cacat yang kikasihani karena cacat, tidak diusahakan cara menghilangkan perasaan yang lebih kompetitif, lebih bisa mandiri seperti halnya anak-anak yang tidak cacat, misalnya dengan mencampur anak-anak yang normal.
Di Makasar jumlah penyandang cacat cukup banyak, tidak kurang dari 200 orang anak ikut kursus-kursus yang diadakan. Karena itu kursus terpaksa berangsung lamban karena pesertanya memiliki banyak hambatan. Bagi yang merasa cepat terpaksa mengikuti irama yang lamban. Begitu juga Toha ikut dalam kelompok inkiusif kursus selama satu tahun tentang listrik dan pemeliharaan elektronik lain sebagai bekal kembali ke masyarakat. Toha yang cerdas bisa mengatasi kecacatannya muncul sebagai tujuh anak muda terbaik dari sekitar 200 anak muda yang ikut dan nerasa nyaman menikmati fasilitas Dinas Sosial di Makasar.
Karena termasuk tujuh terbaik, tidak sangka ditugasi melanjutkan belajar menjadi calon instruktur ke Cibinong Bogor. Tanpa pikir panjamg Yoha yang ingin melepas diri dari lingkingan yang menjeratnya sebagai sosok cacat di Makasar, langsung siap berangkat. Tidak ada hambatan berkat cacatnya Toha belum punya pacar yang menghambat.
Si Cibinong variasi alat latih lebih banyak. Tidak saja bermain dengan radio transistor yang makin habis tetapi buka tutup AC pendingin rumah milik orang kaya yang makin banyak sehingga Toha makin berbunga bunga karena mainan baru yang menantang. Diperhatikannya dengan sungguh-sungguh keterangan instruktur AC dengan seksama. Dalam satu tahun Toha berani buka tutup AC dan kemari Es dengan sempurna. Toha juga sanggup menutupnya kembali, suatu seni yang awalnya hanya bisa buka, tetapi tidak bisa tutup dengan sempurna, seperti pasangan yang belum bisa berterima kasih pada isterinya yang memberi makan enak setiap hari.
Lepas dari Bogor Toha diambil mas iwan Manager group anak muda pengusaha sewa piring gelas dan peralatan pesta. Mula-mula agak kecewa karena tidak bisa praktek imu elektronik yang dipelajarinya seama satu tahun di Cibinong. Tetapi untung tidak bisa diraih. Ternyata dalam bisnis ini ada kipas angin yang perlu dipasang buat pendingin pekerja cuci piring, Toha kebagian tugas membuat tukang cuci piring nyaman dengan sudut arah kipas yang benar.
Dalam ruang cuci yang lebar kipas angin tidak cukup, perlu dipasang AC yang memberi kenikmatan kepada pencuci piring bekerja nyaman. Toha makin gembira mendapat pujian gadis-gadis yang kadang diundang manakala banyak hajatan besar besaran. Hati Toha tidak lagi seperti di Makasar, karena pekerja di Pusat sewa piring tidak lagi melihat tangan Toha tetapi pantat yang kelihatan seksi manakala Toha memanjat tangga membuka AC dan membuat udara sejuk kembali setelah dengan cekatan tangan-tangan Toha membetulkan AC dengan cekatan. Hati Toha berbunga bunga mendapat tepuk tangan disertai senyum gembira dari tangan penuh diselimuti buih putih sabun cuci piring yang berlimpah. Toha sekarang menjadi manusia mandiri tidak lagi terganggu karena cacat di tngannya.