Perhatian RIA Pembangunan pada Kaum Wanita

rscm1.jpg

Karya Bhakti RIA Pembangunan yang diprakarsai dan dipimpin oleh Almarhumah Ibu Tien Soeharto yang berjalan pelan tetapi dengan keyakinan kerja kemanusiaan bermoto bekerja keras atas dasar gotong royong itu mulai tampak kegiatannya dan terdengar gaungnya. Karena para pengurusnya kaum wanita, maka perhatian pertama adalah terhadap kaum wanita. Perhatian itu tercermin pada penyakit kaum wanita, yang seperti Covid-19, sukar sekali disembuhkan dan banyak yang berakhir pada kematian ibu-ibu penderita yang mengakibatkan anak-anak mereka terlantar. Jenis penyakit itu adalah kanker di mana pada saat itu belum ada Rumah Sakit untuk menangani masalah penyakit ini secara khusus.

Maka pada tanggal 17 Mei 1967, sekitar 54 tahun lalu, Almarhum Ibu Tien dengan Pengurus lengkap berkunjung ke RSCM yang luas tetapi masih sangat sederhana. Rombongan antara lain terdiri dari Ibu Tien, Ibu Adam Malik, Ibu Ashari, Ibu HM Sanusi, Ibu Sutjipto, Ibu Siwabessy dan Ibu Herawati Diah. Kunjungan yang diliput oleh TVRI itu menjadi sangat memberi harapan masyarakat bahwa kunjungan itu akan berdampak positif pada perbaikan sarana dan prasarana serta peningkatan pelayanan pada RSCM. Kunjungan itu diharapkan akan meningkatkan pelayanan kepada para ibu-ibu penderita penyakit kanker yang sebagian besar dilayani di RSCM. Masyarakat menaruh perhatian bahwa RIA Pembangunan akan mengulurkan tangan mencari bantuan guna meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan.

Untuk mewujudkan harapan masyarakat itu, pada bulan September, dalam Rapat Pengurus, disepakati bahwa Yayasan akan memberikan bantuan terhadap Rancangan RSCM yang akan membuat Paviliun untuk pasien yang jumlahnya meningkat. Akhirnya disepakati bahwa RIA akan memberikan bantuan sebesar Rp. 500.000,- yang berasal dari dana RIA dan sumbangan Ibu Tien secara pribadi. Tetapi kemudian setelah dibahas, ongkosnya membengkak menjadi Rp. 75.000.000,- sehingga dibentuk Panitia yang dipimpin oleh Ibu Siwabessy, istri Menteri Kesehatan RI.

Ibu Siwabessy dengan lincah membawa persoalan RSCM itu melalui TV kepada publik dengan menyatakan bahwa RSCM adalah Rumah Sakit terbesar di Asia Tenggara tetapi keadaannya sangat kekurangan. Melalaui Acara TVRI itu perhatian masyarakat meningkat makin tinggi sehingga komitmen RIA juga makin baik. Setiap tahun menyumbang Rp. 500.000,- dan mulai tahun 1976 sumbangan itu ditingkatkan menjadi Rp. 1.000.000,- setiap tahunnya. Melalui tambahan dana itu kapasitas Paviliun ditingkatkan dari 15 tempat tidur menjadi 52 tempat tidur, ditambah adanya AC dan timbangan berat badan. Inilah awal dari karya RIA Pembangunan yang menjangkau rakyat banyak.

Haryono SuyonoComment