Malam ini Bincang-bincang dengan Om Handoko
Malam ini. Rabu 21 Juli 2021, mulai jam 19.30 selama satu jam, satu hari setelah Hari Raya Idul Adha yang sangat mengharukan, mas Handoko Wignyowargo, Maestro terkenal, mengundang bincang-bincang sekitar Buku “Sahabat Sehat” yang secara khusus kami tulis mengenang “pengorbanan” para dokter dan bidan yang bersama para PLKB dan relawan dari seluruh Indonesia mengantar suksesnya secara cemerlang Program KB di Indonesia. Para dokter secara aklamasi mendukung suatu awal bahwa pasien yang dilayani dalam program KB bukan orang sakit, atau akan sakit, tetapi pasangan usia subur muda yang bercita-cita menyatukan diri dalam suatu perkawinan untuk mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa agar dikaruniai anak tercinta guna meningkatkan amal ibadah dirinya dan seluruh keluarganya.
Keluarga Haryono Suyono berasal dari Pacitan dan keluarga Almarhumah Ibu Astuty dari Jakarta berasal dari keluarga biasa sehingga dalam hidup salalu berusaha mendapatkan dukungan dan sangat berterima kasih atas segala dukungan yang diterimanya. Karena itu sebagai Pejabat Eselon I selama sepuluh tahun dan Kepala BKKBN selama 17 tahun mendapat dukungan dan pertolongan sahabat yang tinggi dalam mengemban tugas untuk keluarga Indonesia dalam cita-citanya membangun keluarga masa depan yang bahagia dan sejahtera. Sebagai pejabat dan secara pribadi, beliau melihat betapa tingginya komitmen, pengertian dan dukungan para dokter dan bidan sehingga gagasan yang diramu teori Komunikasi dan Perubahan Sosial dalam buku ini tidak lain adalah ungkapan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada para dokter, bidan dan utamanya pasangan usia subur yang menyerahkan segalanya melalui dukungan komitmen yang tinggi dari Presiden, dan para pejabat formal yang didukung pejabat non formal secara luas.
Tentu saja catatan yang tertuang dalam buku ini tidak sempurna tetapi dalam menulis, kecuali dilandasi sikap sangat hati-hati dan penuh rasa syukur, juga disertai harapan agar lebih banyak yang menulis lebih baik sehingga usaha gerakan yang tidak meninggalkan monumen seperti Tugu atau Candi seperti Candi Borobudur itu dicacat dalam sejarah sepanjang masa untuk generasi mendatang dan tidak terkesan “mendadak” muncul tanpa pengorbanan dalam membangun “norma baru keluarga dengan jumlah anak sedikit” tetapi tiap orang tuanya bekerja keras mengirim anak-anaknya sekolah setinggi-tingginya dan mengajari tata sopan santun yang maha luhur untuk bekal melestarikan nilai-nilai luhur bangsanya.
Zoom Meeting :
Topic : SERAJUM 204 SAHABAT SEHAT
Time : Jul 21, 2021 19:15 Jakarta
Join Zoom Meeting
https://tinyurl.com/SERAJUM204SAHABATSEHAT
Meeting ID : 848 2189 8246
Passcode : SEHAT