Webinar Peringati Hari Keluarga Nasional

sm1.jpg

Hari Sabtu tanggal 19 Juni 2021 STIKES, Sekolah Tinggi Ilnu Kesehatan Mitra RIA Husada di Cibubur melalui BEM SMRH dengan dukungan penuh Ketuanya Ibu Dra Sri Danti Anwar MA menyelenggarakan Webinar dengan topik yang sangat menarik perlindungan terhadap kekerasan dalam keluarga, khususnya kepada Ibu Hamil dan anak-anak. Pertemuan yang dibuka oleh Ibu Ketua STIKES SMRH Ibu Dra Sri Danti Anwar MA itu secara jelas melihat permasalahan kekerasan terhadap anak dan ibu hamil yang masih tinggi dan ada kecenderungan meningkat itu perlu segera ditangani dengan baik. Beliau mengharapkan agar tenaga-tenaga yang dihasilkan oleh STIKES Mitra RIA Husada dapat mengambil peran yang positif.

sm2.png

Sambutan pembukaan Ketua STIKES itu langsung diikuti Sambutan Pembina Prof Dr Haryono Suyono yang memberikan apresiasi kepada penyelenggara, para panelis dan seluruh peserta yang mahasiswa dan khalayak ramai utamanya keluarga yang menyambut Hari Keluarga Nasional yang tepatnya jatuh tanggal 29 Juni yang datang. Karena panduannya untuk memperingati Hari Keluarga Nasional diingatkan bahwa keluarga Indonesia diharapkan meningkatkan delapan fungsi keluarga sehingga dalam membahas masalah kehidupan keluarga berpedoman pada UU yang mengharuskan penguatan delapan fungsi keluarga secara lengkap. Guna membahas kekerasan dalam keluarga para peserta Webinar dari berbagai instansi dan latar belakang hendaknya mencari solusi yang memperkuat keluarga sehingga keluarga makin mampu mengatasi masalahnya secara mandiri. Lebih khusus lagi perlu diperkuat empat fungsi keluarga yang pertama yaitu fungsi Ketuhanan Yang Maha Kuasa, fungsi Budaya, fungsi Cinta Kasih dan fungsi Perlindungan.

sm3.png

Melalui kesadaran penuh dan penguatan delapan fungsi keluarga, khususnya empat yang pertama kiranya kekerasan terhadap keluarga akan sangat berkurang. Apalagi keempat fungsi keluarga lainnya sebagai road map menuju kepada kondisi keluarga yang bahagia dan sejahtera dapat diantar oleh berbagai komponen masyarakat secara luas. Keempat pengantar menuju keluarga sejahtera itu adalah fungi kesehatan dan KB, fungsi pendidikan, fungsi wirausaha dan fungsi pemeliharaan lingkungan dan sumber daya alam yang harus diwariskan kepada anak cucu dalam keadaan yang lebih baik. Karena itru selanjutnya diurai secara singkat bagaimana Dosen, mahasiswa, bidan dan khalayak dapat mengantar dan    mendampingi keluarga untuk mampu melakukan upaya pemberdayaan mengantar setiap keluarga hidup sehat, tidak sering hamil, belajar sejak usia dini sampai setinggi tingginya, utamanya kaum perempuan, memiliki kerja yang memberi penghasilan cukup, termasuk kesempatan kerja bagi kaum wanita, serta memelihara lingkungan dan sumber daya alam agar bisa diwariskan kepada generasi mendatang dalam keadaan yang baik dan memberi manfaat tinggi.

sm4.png

Dengan dipandu Ibu Bidan Nurulicha yang lincah sebagai moderator selanjutnya panelis pertama Bapak Hasan SH MSi sebagai Deputi Menteri Pemberdayaan Perempaun menguraikan secara rinci perlindungan terhadap kasus-kasus kekerasan terhadapo anak dan ibu hamil. Diuraikan secara jelas bagaimana peranan Kantor Menteri Pemberdayaan Perempuan pada tingkat pusat dan daerah. Bahkan diutarakan keputusan Presiden yang baru yang memberikan perlindungan yang sangat luas pada kaum wanita di Indonesia. Sangat menarik bahwa beliau sependapat bahwa kasus kekerasan terhadap kaum wanita tidak diperbesar dalam media massa agar tidak berpengaruh nrgatio terhadap kehidupan pribadi korban, bahkan bisa ditiru oleh khalayak ramai. Dianjurkan penanganan korban dilakukan dengan sebaik-baiknya serta kepada pelaku diberikan hukuman yang setimpal.

sm5.jpg

 Setelah paparan Bapak Hasan selaku Deputi Menteri dilanjutkan oleh Ibu Dr. Livia Istania Iskandar MSc PSi Wakil Ketua LPSK yang menguraikan secara gamblang peran SPSK dalam berbagai kasus kekerasan terhadap keluarga utamanya bantuan hukum untuk para korban. Pengalamannya yang luas bersama Bapak Hasan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan rupanya saling mengisi sehingga dewasa ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan tidak hanya menghasilkan kebijaksanaan dan advokasi tetapi terjun langsung dalam kegiatan operasional menangani kekerasan dalam keluarga.

Uraian beliau disusul oleh anak muda Andy Ardian Program Manager ECPAT yang menguraikan apa yang dikerjakan oleh Lembaganya di Indonesia. Pengalaman itu bisa dijadikan rujukan bahwa dengan harapan banyak keluarga Indonesia bisa memberikan darma baktinya yaitu melalui kegiatan memberi dukungan pada pemberdayaan dan pembinaan keluarga sejahtera. Kontribusi itu tidak terlalu besar, seperti seorang asing yang karena kagum pada suatu peristiwa kemanusiaan di Thailand, terbetik hatinya menyumbang. Sesungguhnya kita bisa menyisihkan dana membantu pemberdayaan anak bangsa menjadi makin sejahtera dan bebas kekerasan karena semua keluarga bisa memberi dukungan dan berusaha keras menyempurnakan delapan fungsi keluarga yang diamanatkan Undang-undang.

sm6.jpg

Presenter terakhir adalah Ibu Bidan Husnul Khatimah SSIT, Kepala Puskesmas  Cipanas, Wakil  Ketua IBI  Cabang Garut, alumni Prodi Profesi Bidan SMRH angkatan pertama. Sungguh luar biasa ibu bidan yang terjun langsung di lapangan memberikan kebanggaan tersendiri bagi bidan-bidan SMRH karena semua teori yang kami sampaikan dalam pengantar telah dilaksanakan dengan sempurna. Secara langsung dengan penuh kasih sayang beliau sering mengadakan dilalog dengan korban kekerasan, menjadi pendamping dalam duka, mencarikan solusi dengan menghubungi kedua orang tua korban. Kelembutan sikap yang disampaikan dengan polos itu membuktikan bahwa korban kekerasan yang karena “yidak tahu atau khilaf” perlu didekati dengan kasih sayang. Korban perlu didampingi untuk mencari solusi, bukan semata disalahkan, agar hidupnya tidak berantakan tetapi dengan penuh kesadaran, pengertian dan kasih sayang mau mengubah sikap dan tingkah lakunya. Korban tidak menyia-nyiakan bayi dalam kandungan. Tetap menyangi bayi yang dikandungnya karena kedua korban telah dengan tekun diberikan kesadaran atas kesalahannya.

sm7.jpg

Pendekatan Ibu Bidan Husnul Khotimah kepada kedua orang tua sungguh suatu dukungan yang sejuk sehingga tidak menimbulkan kemarahan tetapi saling pasrah dan bersama mohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar segala kesalahan diambil sebagai pelajaran berharga untuk tidak diulangi dan akhirnya korban bisa hidup wajar penuh kebahagiaan.

Praktek ibu Bidan ini sungguh perlu diteladani karena beliau “tidak memperuncing suatu kecelakaan” tetapi memberdayakan anak muda yang alpa kembali kepada cita-cita membangun keluarga sejahtera untuk masa depan yang gemilang. Suatu pendidikan dan advokasi kepada keluarga yang perlu diteadani para mahasiswa dan bidan yang menghadapi kasus sulit. Dengan berpikir positif menyalamatkan keluarga supaya tetap dalam jalur cita-cita menjadi keluarga bahagia dan sejahtera. Sikap ini sangat relevan dengan niat memperingati Hari Keluarga Nasional tahun 2021. Webinar yang sangat kaya makna semoga memberi masukan kepada para Dosen, Mahasiswa dan khalayak yang datang bergabung dalm Webinar yang memberi masukan sangat berharga kepada kita semua. Aaamiin YRA.

 

Haryono SuyonoComment