Meningkatkan Konsumsi Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan

Catatan Aam Bastaman

Catatan Aam Bastaman

Saat mengunjungi Republik Islam Iran, menu makanan baik untuk makan pagi maupun makan malam selalu didahului konsumsi sayuran, sebagai “pembuka”, seperti lalaban orang Sunda. Hanya di Iran ditambahkan sedikit ‘seasoning’ (seperti orang Sunda dengan sambal), yang umumnya terbuat dari bahan susu yang difermentasikan, seperti yoghurt.

Usai makan sayuran sebagai pembuka baru kemudian makan menu utama. Saya lihat nasi sangat disukai masyarakat Iran, sebagai salah satu makanan pokok, namun nasi di Iran, seperti halnya di negara-negara kawasan Timur Tengah memiliki bentuk yang lebih panjang dibandingkan nasi di Tanah Air, atau di negara-negara Asia Tenggara, seperti Vietnam ataupun Thailand. Menu pendamping nasi banyak dikonsumsi daging, baik daging domba maupun daging sapi. Disamping makanan, konsumsi minuman susu masyarakat Iran tergolong tinggi. Selalu tersedia terutama saat makan pagi, plus buah-buahan dalam jumlah yang cukup, seperti apel dan anggur, ataupun buah pir.

Hal yang tidak begitu berbeda saya temui di Turki sayuran mentah merupakn komponen utama dan penting yang selalu ada dalam setiap menu, baik saat makan pagi maupun makan malam. Kesamaan lainya adalah tradisi makan buah-buahan yang tinggi. Jadi menu makanan selalu lengkap mulai dari sayuran, buah-buahan dan susu ataupun yoghurt menjadi pendamping tradisi makan di Iran maupun Turki.

Bagaimana dengan di negara kita? Ternyata konsumsi sayuran dan buah-buahan kita masih jauh dari angka yang dianjurkan FAO (Kompas, 14 Juli 2020). Konsumsi buah orang Indonesia hanya 32.44 kg. per kapita per tahun. Padahal konsumsi buah yang dianjurkan FAO sebesar 73 kg per kapita per tahun. Demikian juga konsumsi sayur orang Indonesia hanya sebesar 43.12 kg per kapita per tahun. Padahal yang dianjurkan FAO sebesar 91.25 kg perkapita per tahun.

Konsumsi sayur dan buaah-buahan kita masih jauh lebih rendah daripada yang direkomendasikan FAO, padahal buah-buahan bermanfaat sebagai sumber vitamin, sumber anti oksidan yang dapat membantu menangkal radikal bebas dan mengurangi resiko penyakit. Buah dan sayuran dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga bagus untuk menjaga kesehatan.

WHO dan FAO menganjurkan setiap orang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak 400 gram/hari, yang terdiri dari 250 gram sayur, atau setara dengan 2 gelas sayur setelah ditiriskan, dan 150 gram buah, atau setara dengan 3 buah jeruk atau satu potong pepaya ukuran sedang atau tiga buah pisang. Yang paling bagus tentu saja melakukan kombinasi konsumsi. Sedikit-sedikit namun bervaiasi.

Jadi upaya meningkatkan konsumsi buah dan sayur masyarakat kita masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Harus diakui pula mahalnya harga buah-buahan menjad salah satu faktor rendahnya konsumsi buah, apalagi negara kita dibanjiri buah-buahan impor. Saatnya kita kembali membangun buah-buahan lokal, buah tropis segar dari bumi kita sendiri.

(Aam Bastaman - Univ. Trilogi).

Aam BastamanComment