Posdaya mendapat Momentum mendorong berkembangnya Budaya Baru

pudji.jpg

Sungguh di luar dugaan bahwa serangan Virus Corona bisa menyegarkan pesan dan kehidupan nenek moyang untuk kembali menyegarkan hidup gotong royong di antara keluarga, bapak, ibu, saudara dan handai taulan dalam kehidupan modern memperhatikan kehidupan kuno yang mendekatkan kembali persaudaraan di dalam keluarga seperti di jaman nenek moyang di masa lalu. Anjuran “tinggal di rumah”, belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan melakukan banyak hal dari rumah, sungguh merupakan penyegaran pola kehidupan ini sesungguhnya mulai dari rumah sehingga semua perangkat modern, kalau kita mau bisa membantu setiap keluarga melakukan banyak hal mulai dari rumah bersama keluarga.

Setelah mulai dari satu keluarga yang satu rumah, bisa diperluas kepada tetangga di sebelah kiri, kanan, belakang dan depan rumah sehingga terbentuk suatu komunitas kecil yang biasa dinamakan Panca Wisma, atau lima keluarga yang tempat tinggalnya berdekatan. Apabila kita perluas kembali menjadi Dasa Wisma atau sepuluh rumah sebagai tetangga paling dekat tempat tinggalnya. Begitu seterusnya sehingga akhirnya menjadi tetangga dalam satu RT, RW dan tetangga dekat lainnya menjadi suatu kelompok yang sejak awal tahun 2000 kita namakan sebagai kelompok yang menggabungkan diri dalam suatu komunitas untuk saling menyegarkan kehidupan gotong royong, saling berbagi dan saling menolong memberdayakan antar tetangga, mengentaskan keluarga miskin dari keterpurukannya.

Keberhasilan pengembangan Posdaya yang mencapai lebih dari 55.000 kelompok di tingkat dukuh dan desa yang sebagian besar di mulai oleh kegiatan tidak kurang dari 450 Perguruan Tinggi, negeri dan swasta dalam gerakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejak awal tahun 2000 sampai tahun 2015, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan desa dan masyarakat desa dengan di gelontorkannya dana yang melimpah ke desa sejak tahun 2015, tetapi sayang tidak disertai secara bertahap melalui pemberdayaan keluarga¸ ternyata diingatkan oleh Virus Corona bahwa usaha itu perlu di mulai dengan sungguh-sungguh dengan upaya penyegaran Budaya Gotong Royong di antara masyarakat desa yang sejak kita membangun secara bertahap, dilakukan melalui Gerakan PKK dengan sistem Panca Wisma dan Dasa Wisma dengan sepuluh Program Pokoknya.

Program itu dilanjutkan dengan menyegarkannya dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang mengacu pada MDGs dan SDGs yang dikembangkan oleh UNDP PBB sejak tahun 2000 sampai dewasa ini. Program tersebut menyegarkan hidup gotong royong dalam bidang kehidupan bermasyrakat secara sederhana dan secara bertahap diikuti dengan pemberdayaan ekonomi keluarga yang mengarah pada kehidupan yang mandiri lepas dari kemiskinan.

Karena serangan Virus Corona ada baiknya relawan PKK dalam jajaran Kementerian Dalam Negeri yaitu Ibu-ibu dalam lingkungan Pemerintah Daerah Desa dan Kota kembali menyegarkan kehidupan PKK di desa-desa bersamaan dengan penyegaran Posdaya yang terpaksa dihentikan berhubung dengan usaha pemerintah secara besar-besaran melalui Pembangunan Desa dan Masyarakat Desa. Jajaran ibu-ibu dalam lingkungan pemerintah daerah pada tingkat Kabupaten Kota sampai ke tingkat desa bisa dengan semangat tinggi “menyegarkan” kembali PKK. Sedangkan para mahasiswa melalui “kuliah Merdeka” bisa membantu masyarakat desa menyegarkan kembali pemberdayaan keluarga dan masyarakat desa melalui pembentukan, pembinaan dan perluasan fungsi Posdaya sejalan dengan upaya pembangunan desa melalui jalur informal membantu, sedangkan Kepala Desa dan aparatnya dalam penggunaan Dana Desa bisa melakukan pembangunan melalui jalur formal yang ada di setiap Desa.

Secara kebetulan pada akhir bulan Juni lalu, Prof. Dr. Haryono Suyono menulis Artikel Ilmiah yang dimuat dalam Journal Internasional dengan judul “Family Empowerment A New Approach to Social Development Experience of the Posdaya” yang mengulas perkembangan dan kemajuan Posdaya sampai tahun 2015. Bersamaan dengan itu Prof. Dr. Pudji Mulyono Dosen IPB pada tanggal 27 Juli yang akan datang akan meluncurkan Buku Posdaya dalam suatu acara yang digelar secara luas melalui Sistem Zoom bagi khalayak yang berminat. Semoga kedua kegiatan itu akan mengingatkan kita bahwa penyegaran “hidup gotong royong” melalui Posdaya dan jaringan lain yang dipicu oleh merebaknya Virus Cotona mengingatkan kita bahwa kehidupan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari budaya nenek moyang yang mengajarkan bahwa kehidupan sosial ekonomi harus dilakukan bersama secara gotong royong, tidak hanya mementingkan keunggulan pribadi untuk menyelesaikan segala sesuatunya dengan kekuatan yang tercerai berai. Semoga kita kembali bersatu untuk kesejahteraan bersama.

Haryono SuyonoComment