Membangun Kebun Bergizi untuk Bertahan dari Covid-19

Pergizi.png

Pada tanggal 5 Juni 2015, dalam kesempatan Simposium Internasional tentang Masalah Gizi dan Pangan (ISFAN) untuk Pembangunan Berkelanjutan,  yang diadakan di Jakarta, Ketua Umum PERGIZI PANGAN INDONESIA, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS di dampingi Pengurus  lengkap, atas nama Pimpinan Pergizi Pangan dan Peserta Simposium Internasional, memberikan Penghargaan Bakti Gizi dan Pangan kepada Mantan Menko Kesra dan Taskin RI, sekaligus mantan Kepala BKKBN tahun 1983-1999, Prof. Dr. Haryono Suyono, atas nama jajaran BKKBN di seluruh Indonesia, atas prakarsa dan kegiatan BKKBN sejak tahun 1980-an sampai akhir tahun 2000-an mengelola usaha perbaikan gizi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Gizi1.jpg

Sebenarnya ikut sertanya BKKBN itu awalnya didorong peristiwa di lapangan. Secara kebetulan, pada akhir 1979 Kepala BKKBN, Almarhum Dr. Suwardjono Suryaningrat memimpin peninjauan KB Pedesaan di sebuah Desa. Dalam peninjuan itu terlihat semangat keluarga Desa ber-KB sangat tinggi sehingga sewaktu diketemukan ada seorang ibu dengan anaknya yang kekurangan gizi ingin ber-KB, dan diminta agar ibu itu lebih dulu meningkatkan gizi anaknya, ibu itu marah karena tidak boleh ikut KB. Atas dasar pengalaman itu, setelah berunding dengan para pejabat Departemen Kesehatan, BKKBN memperluas Program UPGK yang diselenggarakan di desa menjadi program di 15.000 desa dalam lima tahun pertama. Pada lima tahun berikutnya menjadi 30.000 desa dan pada akhirnya dipimpin Dr. Haryono Suyono yang menggantikan Dr. Suwardjono Suryaningrat pada tahun 1983, Program UPGK oleh BKKBN dan Kementerian Kesehatan RI diperluas meliputi 60.000 desa di seluruh Indonesia.

gizi2.jpg

Atas dasar pengalaman itu, utamanya dalam Memperingati Hari Kesehatan Nasional 2020 tanggal 7 April 2020, utamanya lagi memperkuat daya tahan keluarga Indonesia menghadapi serangan Virus Covid-19, marilah kita bersama-sama memperbaiki tingkat gizi keluarga Indonesia. Setiap keluarga, utamanya keluarga desa, yang harus lebih banyak tinggal di rumah, mengembangkan Kebun Bergizi di halaman rumah masing-masing. Kita tanam sayur untuk masak dengan nilai gizi tinggi serta buah-buahan, utamanya lemon, agar nilai gizi keluarga di desa bertambah baik dan daya tahan tubuh menghadapi berbagai penyakit makin tinggi. Menurut pengalaman Prof. Chen Horin dari China, sebuah lemon yang di potong-potong dicampur air hangat serta makan dengan nilai gizi tinggi akan memperkuat daya tahan terhadap serangan Covid-19 dengan baik.  Keluarga di kota dengan lahan yang lebih sempit bisa mengembangkan Kebun Gizi Perkotaan atau Urban Farming, utamanya dengan Microgreens yang bisa di tanam di Media tanam dan biasanya memerlukan waktu sekitar dua minggu langsung bisa di konsumsi dengan nilai gizi tinggi. Atau kalau lahan masih ada di halaman rumah, atau bahkan di atap rumah, selama tinggal di rumah bisa membangun Kebun Bergizi agar dalam waktu singkat makanan kita ditambah sayur segar dari halaman sendiri. Nilai gizi keluarga bertambah baik sehingga bertahan dengan mantab karena selalu memakai Masker penutup hidung dan mulut, makan dengan bergizi yang baik karena sayur dari Kebun Bergizi yang ditanam dengan penuh kasih sayang. Tinggal di rumah sekaligus meningkatkan gizi keluarga. Semoga.



Haryono SuyonoComment