Berbagi Membangun Keluarga dan Entaskan Kemiskinan
Sungguh luar biasa, bulan Ramadhan tahun ini yang merupakan bulan Ramadhan menyedihkan, bisa berubah menjadi kesempatan yang apabila kita mendapatkan Ridho dan menggunakan petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa dan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, akan membawa kebahagiaan yang luar biasa karena keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia yang sangat kita cintai ditunjukkan jalannya dengan sangat baik. Jalan itu secara tidak kita duga diberikan secara oleh Tuhan Yang Maha Kuasa melalui Virus Corona sehingga pemerintah menghimbau kita untuk tinggal di rumah, melakukan kegiatan dari rumah atau di rumah, mulai sekolah, bekerja dan beribadah, tidak ada satu pun yang dikecualikan, termasuk kebiasaan pulang kampung selama masa liburan bulan Ramadhan.
Presiden Jokowi, semua Menteri dan seluruh aparat negara mengambil langkah-langkah positif secara kompak, tinggal di rumah, memakai pelindung mulut dan hidung, mengambil jarak sekitar dua meter dengan sesamanya, tidak bergerombol dan memelihara daya tahan kesehatan tubuh masing-masing. Dalam hubungan penjagaan daya tahan tubuh ini, Presiden memutuskan dana desa yang sudah dicairkan atau akan dicairkan tahun ini, diarahkan kegunaannya untuk Program Padat Karya Tunai Penanggulangan Virus Corona. Lebih lanjut Menteri Desa PDTT Gus Abdul Halim Iskandar dan Pejabat Eselon I Eko Sri Harjanto secara lebih terperinci menjelaskan kegiatan yang dapat dibantu dengan dana desa yang sudah atau akan dicairkan tersebut.
Sementara itu hasil Pendataan Keluarga BKKBN telah mencatat semua keluarga di Indonesia yang terbagi dalam keluarga prasejahtera sampai ke keluarga sejahtera III Plus secara jelas dengan indikator yang bersifat mutable, artinya bisa diubah oleh masing-masing keluarga sendiri. Dalam kondisi normal keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I sebagian besar akan menjadi keluarga sasaran ada sekitar 20 -25 persen, sebaliknya, keluarga sejahtera III Plus atau sekitar jumlah tersebut relatif mampu. Dari posisi ini apabila bantuan pemerintah dikaitkan dengan amal ibadah dari keluarga mampu maka ada beberapa skenario yang dapat diatur saling menguntungkan.
Skenario pertama, karena harus bekerja di rumah atau dari rumah, maka Program Padat Karya tunai harus di laksanakan di sekitar rumah, atau tidak terlalu jauh dari rumah keluarga miskin, keluarga penganggur, keluarga lansia dan keluarga disabilitas atau cacat. Karena itu Peserta Program Padat Karya Tunai itu adalah keluarga sasaran, terdiri dari keluarga miskin atau rentan yang harus dibantu atau bekerja di rumah atau sekitar rumah sehingga dapat dikerahkan memugar rumah keluarga miskin dengan prioritas pada perbaikan Aladin, utamanya bagian atap, lantai dan dinding dari rumah keluarga miskin. Di samping itu rumah yang belum memiliki kakus atau MCK secara khusus dibuatkan MCK agar keluarga sasaran bisa membuang kotoran setiap harinya di kakus dan tidak di sembarang tempat yang menjadi penyebar penyakit. Bagi penyediaan bahan makanan yang lebih lestari maka setiap rumah keluarga sasaran, biarpun halamannya sempit, diolah dan dipersiapkan menjadi Kebun Bergizi, Kolam ikan, kandang ayam atau kandang kambing. Apabila tidak ada halaman, maka halaman rumah tetangga yang lebih luas dibuatkan kandang ayam, kambing dan kolam ikan yang dikelola oleh keluarga sasaran di dekatnya. Kegiatan Padat Karya di serahkan kepada keluarga sasaran dan diberi upah setiap hari tetapi tidak boleh untuk konsumsi. Karena bulan Ramadhan, maka kepada keluarga kaya diwajibkan sedekah makanan untuk buka puasa dan sahur untuk keluarga sasaran. Hasil upah yang dibayarkan setiap hari di tabung untuk usaha setelah selesai acara Padat Karya nanti.
Skenario kedua, karena ada Virus Corona, maka pekerja keluarga sasaran harus melengkapi diri dengan pelindung hidung dan mulut. Dana Desa dapat digunakan untuk memberi kerja kepada penjahit keluarga di desa, yaitu penjahit yang ditugasi melatih anak muda keluarga sasaran untuk belajar menjahit pada penjahit di desa. Guru dan petugas anggota keluarga sasaran yang dipersiapkan dengan baik oleh penjahit di desa, sekaligus dijadikan pengawas dari anggota keluarga sasaran yang dilatih di perusahaan di desa itu. Penjahit pemilik menjadi guru, pengawas dan untuk itu anggota keluarga sasaran diberi tugas menjahit alat tutup hidung dan mulut yang digunakan oleh anggota keluarga sasaran yang ikut Program Padat Karya. Setelah program padat karya selesai maka anak keluarga sasaran sudah lebih pandai menjahit ikut menjadi karyawan atau diberi kesempatan kredit mesin jahit untuk usaha secara mandiri. Kain atau bahan untuk Masker tidak harus dibeli tetapi disumbang sarung atau kain batik yang sudah dipakai oleh keluarga kaya sebagai bahan baku Masker, sementara keluarga kaya pasti akan membeli sarung dan kain batik yang baru untuk lebaran. Dana sebagai upah padat karya ditabung untuk modal usaha setelah Hari Lebaran nanti.
Skenario ketiga, selama masa Padat Karya diadakan pelatihan ketrampilan bagi keluarga sasaran yang ikut Padat Karya sehingga setalah acara padat karya seluruh anggota keluarga sasaran memiliki ketrampilan untuk bekerja atau membuka usaha di rumahnya atau di tempat lain. Kalau berusaha di rumahnya, sudah ada tabungan sebagai modal awal. Modal awal itu adalah hasil tabungan selama bekerja pada program padat karya. Karena itu kehidupannya tertopang usaha yang makin mandiri. Usaha di sekitar rumah itu bisa melanjutkan Kebun Bergizi, empang, pelihara ayam, kambing atau usaha warung melayani kebutuhan pokok tetangganya sehingga ada pendapatan tetap mengurangi kemiskinan. Kalau usaha pemberdayaan dilanjutkan maka program selama melindungi diri dari serangan Virus Corona bukan sekedar bekerja untuk konsumsi, tetapi merupakan bagian dari pemberdayaan keluarga menuju keluarga yang mandiri dan sejahtera. Semoga.