PKK Desa Durian Kelola Hutan Mangrove Jadi Destinasi Wisata
Riza Alahi dari Kementerian Desa PDTT melaporkan bahwa PKK, organisasi ibu-ibu di Desa Durian mengelola potensi desa, hutan mangrove dan pantai, menjadi destinasi wisata. Pada 2018, PKK melakukan penataan ruang, pembenahan, perawatan, hingga promosi. Meski masih minim fasilitas, objek wisata hutan mangrove Desa Durian mulai dikenal masyarakat luas. Mereka berharap terobosan ini, apabila suasana serangan Virus Corona sudah mereda, mampu meningkatkan perekonomian mayarakat, sekaligus menjadi sektor penyumbang pendapatan asli desa (PADes).
Desa Durian terletak di Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Desa Durian memiliki banyak potensi yang kurang dimanfaatkan oleh warga. Para penggerak PKK, yang bisanya sangat potensial di desa, mengambil peran untuk memanfaatkan potensi desa untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Mereka aktif memotivasi dan menggerakan masyarakat untuk mengelola hutan mangrove sebagai destinasi wisata desa.
Kegiatan PKK Desa Durian untuk mengelola kawasan wisata mangrove meliputi dukungan manajemen, perawatan kawasan hutan mangrove dan pantai, dan mengenalkan objek wisata kepada masyarakat luas melalui media sosial. Saat musyawarah desa, PKK meyakinkan Pemerintah Desa Durian untuk mengelola hutan mangrove. Lalu, Pemerintah Desa Durian menindaklanjuti usulan itu dengan memfasilitas kesepakatan antara pemilik lahan dan PKK (sebagai pengelola wisata) untuk pengembangan wisata.
Setelah itu, para penggerak PKK memulai untuk melakukan kegiatannya dengan membersihkan lahan kawasan wisata setiap hari libur. Mereka memperlebar jalan akses ke lokasi wisata untuk memudahkan para pengunjung. Berkat kerja keras PKK, masyarakat Kecamatan Padang Cermin tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata Desa Durian. Bahkan, para pelancong dari kabupaten lain pun mulai tahu tempat tersebut. Semangat para penggerak PKK Desa Durian patut dicontoh. Ternyata tidak hanya kaum pria yang dapat mengelola kawasan wisata.
Pendekatan inovasi dan kreativitas yang dilakukan di desa terbukti membawa dampak positif bagi perbaikan tata kelola desa. Hal itu menjadi wujud dari Gerakan Desa Membangun untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.