Strategi Kedua Melawan Virus Corona
Seperti pada bagian pertama, dalam menghadapi serangan Virus Corona, diperlukan Strategi nasional yang diikuti disiplin tinggi agar yakin masyarakat yang mengikuti strategi itu memiliki komitmen tinggi. Lebih dari itu, komitmen terhadap strategi itu perlu diikuti pengetahuan yang mendalam tentang tujuan, sasaran yang ingin dicapai, tahapan yang harus diikuti untuk mencapai suksesnya tujuan atau hasil akhir serta indikator utama yang dicermati dan diikuti agar proses pencapaian tujuan berjalan sistematis dan lancar.
Pada bagian pertama telah dipaparkan langkah awal melawan Virus Corona yaitu mengharuskan semua tinggal di rumah masing-masing. Hasilnya sungguh sangat mengejutkan. Kita bangga bahwa di Indonesia konsensus itu diikuti dengan sangat tertib oleh mayoritas keluarga dan penduduk di Indonesia dengan disiplin yang relatif tinggi. Jalan-jalan, Masjid, Gereja dan hampir semua bangunan untuk kepentingan umum menjadi sangat sepi karena tidak lagi di kunjungi oleh masyarakat umum yang mengikuti ajakan untuk tinggal di kediaman masing-masing. Sasaran utama dari strategi ini adalah keluarga prasejahtera dan sejahtera I atau keluarga miskin. Karena itu perlu dipikirkan bantuan bagi keluarga miskin untuk bertambah miskin lagi.
Seperti juga pengalaman dalam revolusi di tahun 1948, masyarakat desa yang bersatu di desanya harus dijadikan masyarakat yang dinamis dan mandiri serta kembali bisa merebut kedaulatan yang memang menjadi haknya untuk dipimpin dan dibangun menjadi negara yang merdeka, berdaulat, maju dan membawa bangsanya menjadi bangsa yang mandiri dan sejahtera. Karena itu strategi pertama sebagai awal adalah mengajak seluruh keluarga tinggal di rumah masing-masing di desanya. Sesudah itu keluarga yang patuh itu harus benar-benar memiliki budaya baru, yaitu dengan tertib melindungi diri menggunakan gerakan tutup mulut tidak melayani “orang asing” yang masuk desa guna menahan serangan musuh.
Belajar dari nenek moyang kita, kesediaan “mengungsi” tinggal ke rumah masing-masing harus segera diubah bukan lagi sebagai “cuti menganggur di rumah” tetapi merupakan persiapan pelatihan kerja yang dinamis. Sehingga dalam keadaan mengungsi itu, seperti dilakukan oleh para sesepuh pejuang bangsa, setiap keluarga harus melakukan konsolidasi secara sukarela, sistematis dan berkelanjutan, yaitu selalu mlindungi diri dari serangan musuh, dalam hal ini selalu memakai tutup hidung dan mulut, tetapi dengan pertolongan anggota yang mampu, atau tetangga paling dekat dalam kelompok panca wisma, mengembangkan potensi anggota keluarga, atau saling belajar untuk mengasah ketrampilan. Langkah awal ini diarahkan agar setiap anggota keluarga mampu memanfaatkan potensi desa, dimulai dari potensi lahan di halaman rumah, tempat keluarga bermukim. Kegiatan yang dilakukan adalah belajar di rumah dengan dukungan anggota yang lebih mampu untuk makin maju mempersiapkan diri untuk bekerja dengan kualitas yang lebih baik di desanya atau di tempat kerja semula. Artinya, tujuan kegiatan belajar di rumah itu adalah dukungan untuk makin mampu mempersiapkan diri untuk bekerja dengan kualitas yang lebih baik di desanya atau di tempat kerja semula.
Penerima Dana bantuan pemerintah, yang umumnya miskin, dananya disediakan pemerintah dewasa ini, apabila keadaan bertambah baik, harus segera diusahakan ikut bekerja dalam berbagai kegiatan yang danaya disediakan oleh Dana Desa agar kelangsungan untuk bebas dari kemiskinan dapat disambung dengan usaha kegiatan Bumdes atau kegiatan lain yang dananya disediakan melalui Dana Desa. Keluarga miskin atau prasejahtera yang sementara di bantu Dana yang disediakan Dinas Sosial atau jalur Pemda lain harus secara sistematis menjadi sasaran untuk bekerja yang lebih lestari.
Selama memperoleh bantuan dari Dana Sosial atau subsidi dari Pemda, keluarga yang menerima dana itu perlu diikutkan dalam berbagai pelatihan ketrampilan agar mampu mengerjakan pekerjaan yang mempunyai nilai produk atau hasil produk laku jual dan menguntungkan. Dengan kata lain, mereka harus menjadi sasaran pembangunan sumber daya manusia di desanya agar bersama-sama membangun ekonomi desa seperti dikembangkan dalam Bumdes dengan mengolah potensi desa yang segera dapat maju seta mendukung kemandirian desa dalam memperkerjakan penduduk desanya.
Dengan demikian keterpaduan dana ekstra untuk situasi sulit dewasa ini harus segera diatur secara terpadu dengan usaha yang lebih sistematis untuk usaha dalam lingkup Bumdes atau cabang-cabang usaha ekonomi yang bisa dikerjakan oleh keluarga desa secara mandiri.
Pelaksanaan strategi ini perlu dikoordinasikan dengan upaya memerangi kemiskinan yang selama ini dikerjakan melalui Dana Desa di hampir 75.000 di Indonesia, yaitu dengan memberikan perhatian kepada semua keluarga miskin yang selama ini ikut dianjurkan untuk tinggal di rumah. Jadi kepada keluarga miskin tidak hanya dianjurkan memperkuat daya tahan memerangi Virus secara mandiri, tetapi menyatukan kekuatan dengan satu komando yang targetnya jelas, yaitu siap untuk bekerja. Keluarga miskin diajak bergabung dalam kelompok panca wisma atau dasa wisma mengikuti pelatihan ketrampilan untuk siap bekerja dalam bentuk usaha produktif yang disalurkan melalui Bumdes atau usaha yang diatur oleh kelompok-kelompok dinamis lain di setiap desa. Makin banyak kelompok di desa ikut terjun dalam berbagai usaha tersebut makin baik karena hasilnya adalah bahwa masyarakat yang sekarang “diam dirumah” saja di desa harus berubah menjadi masyarakat yang secara ekonomis sangat dinamis dan bekerja dalam bidang usaha.
Ini artinya, masyarakat Desa yang tidak bergolak harus berubah menjadi masyarakat desa yang dinamis dan bekerja keras membangun ekonomi dalam kelompok-kelompok kecil sampai akhirnya, kalau keadaan lebih baik lagi, bisa segera bergabung dan membuat kelompok besar yang kuat seperti Koperasi atau bentuk usaha lain.
Ini juga berarti bahwa dalam kelompok-kelompok kecil, lima orang yang siap mengambil jarak yang aman, dan setiap kelompok keluarga petani menggarap sawahnya untuk siap ditanami, mungkin belum secara masal, tetapi tidak dibiarkan sawah itu menganggur ditumbuhi rumput. Atau mengolah halaman rumahnya menjadi Kebun Bergizi sehingga bisa digunakan untuk menanam sayur untuk keperluan konsumsi keluarganya. Atau mengubah halaman rumahnya menjadi kolam lele atau kolam ikan yang dipelihara dengan sistem intensip untuk menghasilkan lele atau ikan yang dipelihara tanpa harus pergi ke sawah dalam rombongan besar yang bisa membahayakan banyak orang.
Selamat berjuang, semoga strategi kebangkitan kembali masyarakat desa ini segera dapat diterapkan sejalan menunggu redanya serangan Virus Corona di desa kita. Waspada pada Virus Corona tidak boleh ditunggu secara pasif tetapi dibarengi secara sistematis dengan persiapan matang dan konsisten. Marilah kita saling berdoa mudah-mudahan kita semua bisa memahami petunjuk nenek moyang untuk bersatu dan tawakal yang dengan limpahan Ridho dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa mampu melanjutkan perjuangan membangun bangsa dan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Aamiin YRA.