Pangeran dan Cinderella yang Memberontak

Oleh: Aam Bastaman

Dunia terkaget-kaget Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle beberapa waktu yang lalu mengumumkan bahwa meraka mengundurkan diri sebagai anggota senior Kerajaan Inggris. Bagi sebagian orang keputusan itu menyisakan tanda tanya besar, mengapa? Ditengah-tengah impian banyak orang mengenai indah dan gemerlapnya kehidupan kerajaan, apalagi kerajaan Inggris yang pernah menguasai panggung dunia. Kehidupan yang dimimpikan banyak orang, karena status Pangeran dan Putri berkelas dunia yang sangat prestise dan dianggap akan membahagiakan.

Jaman kecil para “baby boomers” pasti sering diceritakan oleh orang tuanya, atau paling tidak mendengar mengenai cerita Cinderella gadis miskin yang diasingkan oleh saudara-saudaranya yang iri akan kecantikannya. Namun cerita berakhir dengan happy ending, setelah sang Pangeran menemukan kecocokan satu potong sepatu kaca dengan sepatu milik wanita biasa yang diajaknya berdansa yang ketinggalan di istana, saat pesta.Pangeran menemukan sang Putri (Cinderella) dan selanjutnya mudah ditebak: Mereka
mendapatkan kehidupan yang sempurna dan tinggal di istana yang mewah selama-lamanya.

Tapi dalam dunia nyata, sang Pangeran dan istrinya justru tidak tertarik dengan statusnya sebagai anggota kerajaan senior, pewaris tahta urutan ke 6. Karena alasan yang juga menimbulkan tanda tanya banyak orang: Tidak tahan dan tertekan dengan pemberitaan media, tidak leluasa hidup sebagai Pangeran dan Putri, oleh karena itu ingin terbebas dari semua itu dan ingin mandiri secara finansial. Menjadi anggota kerajaan Inggris yang serba gemerlap ternyata tidak membahagiakan Pangeran Harry. Putra bungsu Pangeran Charles dan Putri Diana ini. Bersama istrinya ia memilih keluar istana demi menikmati kebebasan.

Padahal berapa banyak fasilitas yang harus dilepas yang bernilai keuangan tinggi, sebagai konsekwensi
keputusannya. Dengan meninggalkan status anggota senior keluarga Kerajaan Inggris, Harry dan Meghan otomatis tidak akan menerima dana dari Sovereign Grant, dana besar yang dialokasikan untuk membiayai kebutuhan dan fasilitas hidup keluarga kerajaan, termasuk sang Pangeran dan istrinya. Fasilitas-fasilitas kelas satu standar kerajaan Inggris bagi sang Pangeran sudah tidak menarik lagi. Ia lebih suka hidup diluar istana,
menjadi anggota masyarakat kebanyakan, tanpa tanggung jawab dan status  seorang pangeran di pundak.

Sovereign Grant konon merupakan uang yang berasal dari pajak rakyat Inggris yang digunakan untuk membiayai kebutuhan keluarga Kerajaan Inggris, terutama tugas dinas. Berbagai media Inggris menyebutkan Ratu Elizabeth II dilaporkan menerima sekitar 82 juta poundtserling (Rp1,4 triliun) antara 2018-2019. Di bawah konstitusi Kerajaan, keluarga Kerajaan dilarang mencari nafkah sendiri.

Begitu pula istrinya, Meghan Markle, yang dinikahi pada tahun 2018, semula banyak orang mengira ia seorang Ciderella yang mendapatkan kenyamanan dan status sebagai putri, dengan gelar Duchess of Sussex. Hidup gemerlap dengan segala kemewahan di istana. Ia banyak dikritik karena asal usulnya, dan juga mereka yang rasis menyayangkan keputusan pangeran Harry mempersunting wanita yang sudah tidak muda lagi, keturunan campuran kulit hitam dan kulit putih dari masyarakat Amerika Serikat kebanyakan. Bagi Meghan sendiri kehidupan istana juga bukan tempat yang sesuai untuk dirinya. Ternyata sejoli itu memiiki impian yang sama, terbebas dari sorotan media massa yang membuat mental mereka tertekan, serta ingin hidup mandiri, sebagai manusia bebas.

Dunia memang mengingatkan tipe pendobrak Pangeran Harry dengan mendiang ibunya, Lady Di. Berbeda dengan kakaknya Pangeran William yang lebih kalem, seperti Ayahnya, Pangeran Charles,Pangeran Harry lebih mirip ibunya, terutama karakternya. Namun kesamaan lain ibu dan anak ini adalah memiliki sifat mental tidak tahan terhadap sorotan media,lebih menyukai kebebasan. Karakter yang sama yang dimiliki oleh Meghan Markle.

Manusia memang harus melakoni perannya di dunia yang fana ini, satu pelajaran yang bisa diambil dari Harry dan Meghan adalah keberanian untuk mengambil keputusan yang orang kebanyakan mungkin menilainya ganjil dan aneh, sudah diberi keistimewaan, kemegahaan dan status yang sangat tinggi, eh kok malah tidak suka dan keluar. Seorang teman mengatakan Harry dan Meghan merupakan “the disrupters of the decade!” Nampaknya dunia harus  selalu diramaikan oleh kehebohan dan drama yang tidak biasa, semoga mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan di luar kemegahan istana Inggris.

Aam Bastaman. Penulis

Aam Bastaman1.png
Aam BastamanComment