DNIKS Menggelar Konperensi dan Rakernas dengan Sistem Modern

dniks11.jpg

Dewan Nasional Indonesia Kesejahteraan Sosial (DNIKS) yang dipimpin oleh Tantyo Aji Sudharmono dan memiliki keanggotaan dari Sabang sampai Merauke, bergerak dalam bidang Kesejahteraan Sosial mengemban tugas koordinasi berbagai Organisasi Sosial, mendukung kegiatan penyandang sosial dan disabilitas atau penyandang catat, dan memiliki tradisi mengadakan Konperensi secara nasional membahas berbagai masalah sosial kemasyarakatan sebelum menggelar Pertemuan Rapat Kerja antar Pengurusnya dari seluruh Indonesia, kali ini, sesuai dengan era 4.0 dan utamanya situasi pandemi yang belum mereda, langsung menyesuaikan diri menggelar dua pertemuan itu selama satu hari penuh terbagi pada pagi dengan suatu Konperensi Nasional dan siangnya Rapat Kerja atau Rakernas. Kedua pertemuan itu digelar melalaui sistem daring dengan Zoom yang diikuti peserta dari seluruh Indonesia. Ternyata dalam pelaksanaannya berjalan lancar dan dikuti seluruh cabang dengan kesertaan dan mutu penyajian yang sangat bagus dan bisa mencapai target yang membesarkan hati.

HL+Sekjen.jpg

 Persiapan dua Pertemuan yang di pimpin oleh Sekjen DNIKS Edwil Djamaoeddin berjalan lamcar begitu para sesepuh sudah hadir, termasuk Sekjen Kementerian Sosial Drs. Hartono Laras MSi, Ketua Umum Tantyo Aji Sudharmono, Penasehat Prof. Dr. Haryono Suyono, Dr. Tjuk Kasturi Sukiadi, SE, Siswadi MBA dan peserta dari banyak daerah yang telah menunggu, maka acara dimulai dengan bersama-sama menyanyikan Lagu Indonesia Raya secara khidmat. Acara dilanjutkan dengan menonton bersama vidio rekaman sekilas kegiatan DNIKS di berbagai kesempatan.

dniks13.jpg

Acara dilanjutkan dengan Pidato Pembukaan oleh Ketua Umum yang sengaja dilakukan singkat menyatakan bahwa pertemuan kali ini digagas dengan sistem daring guna menghindari kontaminasi Virus Covid-19 sesuai Protokol Kesehatan anjuran  pemerintah. Sekaligus digambarkan bahwa kali ini Pengurus Pusat meminta perhatian daerah untuk “mengubah pendekatan” sosial kemasyarakatan tidak lagi dengan sistem charity, tetapi lebih dalam pendekatan ekonomi. Karena itu Ketua Umum mengajak pengurus, pengurus daerah dan para peserta mendengarkan arahan Sekjen Kementerian Sosial, Drs. Hartono Laras, MSi, sebelumnya adalah Dirjen Kemsos,  yang menunggu di kantornya di muka Komputer, memberikan sambutan kunci dan sekaligus membuka dua Pertemuan itu secara resmi, sekaligus mewakili Mensos yang Sedang mengadakan Rapat Staf pada waktu yang bersamaan.

 Dalam arahannya, sesuai dengan UU nomor 11 tahun 2009 yang sampai hari ini tetap menjadi dasar kegiatan pelayanan sosial kepada masyarakat, yaitu terfokus pada kegiatan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial. Sekjen menjelaskan secara panjang lebar diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan sehingga peran DNKS menjadi sangat penting untuk menggerakkan masyarakat makin peduli terhadap masalah-masalah sosial yang marak dewasa ini. Sekjen juga memberi gambaran diperlukannya data tunggal agar penanganan penyandang masalah sosial dapat ditangani secara tepat.  

Selanjutnya Sekjen juga menggambarkan langkah-langkah strategis yang telah dan sedang dilakukan dewasa ini termasuk upaya menurunkan tingkat kemiskinan bagi bagian paling rawan dalam masyarakat diserahkan kepada Kementerian Sosial dan jaringan mitra kerjanya di seluruh Indonesia dengan Program Keluarga Harapan dan berbagai bantuan sosial lain guna memperingan penderitaan keluarga terpuruk tersebut.

dirjen.jpg

Senada dengan Pidato pembukaan dan diresmikannya pembukaan dua Pertemuan penting oleh Sekjen Kemsos, selanjutnya Dirjen Pemberdayaan Sosial Edy Suharto, PhD, yang biarpun “mengaku baru” sebagai Dirjen, ternyata “arahannya sangat nyambung” dengan apa yang disampaikan oleh Sekjen Kemsos, utamanya “semangat kolaborasi” yang relatif berbeda dengan nafas beberpa waktu yang umumnya bersifat linear dilaksanakan oleh jajaran Kemsos sampai ke tingkat daerah dengan sangat sedikit kolaborasi bersama lembaga-lembaga sosial yang banyak melakukan berbagai kegiatan melalui penggalangan dana dengan susah payah. Ini semua karena kalangan swasta dewasa ini “makin pelit” membantu penanganan maslah sosial. Secara rinci Dirjen kemudian menjelaskan berbagai program yang dilaksanakan melalui Kementerian Sosial dan jajarannya yang secara sekilas disinggung oleh Sekjen Kemsos dalam arahannya.

dniks12.jpg

Selanjutnya sebagai Penasehat Prof. Dr. Haryono mengurai bahwa sejak sejak Pak Tantyo menjabat Ketua Umum DNIKS telah diajak ke Malang untuk berkunjung pada Kampung Topeng atas undangan Ibu Yuli yang siangnya akan memberi paparan pada Rakernas DNIKS, meninjau Kampung Topeng keluarga anak jalanan yang memiliki kegiatan ekonomi membuat Aneka macam Topeng untuk dijual, suatu pendekatan ekonomi yang dicobakan. Lebih dari itu, mengenal Ibu Yuli yang di Kampungnya kita anjurkan mencoba bangkit dari “pengandang cacat (disabilitas)” dengan mengambil kredit mesin jahit. Kredit dari Bank Jatim ini ditanggung “agunannya” melalui deposito yang ditahan dari sponsor sampai kreditnya lunas. Ini adalah pendekatan ekonomi yang sesungguhnya di ilhami oleh Bapak Bambang ismawan dari Yayasan Trubus yang sejak  tahun 2000 melakukan pendekatan ekonomi dengan membuat perusahaan untuk setiap macam kegiatan sosialnya sehingga sampai dewasa ini sangat lancar mengelola berbagai perusahaan ekonomi berjiwa sosial.

dniks14.jpg

IB Lebih lanjut diceritakan usaha Ibu Astuty Haryono yang mendirikan tidak kurang dari lima PAU di Pacitan, Kampung Melayu, Loji dan Jakarta Selatan yang semula dibantu dengan subsidi dari kantong sendiri, dengan usaha sungguh-sungguh telah dapat dilakukan secara mandiri tanpa subsidi. Suatu usaha sosial yang sangat mebanggakan karena para orang tua anak-anak balita, biarpun relkatif murah” bisa memberi honor kepada bunda PAUD” yang mengajar annak-anak balita yang dititipkan karena kedua orang tuanya bekerja. Lebih lanjut dikemukakan juga adanya tempat camping anak-anak SD, SMP dan SMA anggota Pramuka yang tadinya di berikan secara Cuma-Cuma dan di beri subsidi dengan dana dari berbagai sumbangan, beberapa bulan sebelum adanya Covid-19 telah berjlan secara mandiri. Suatu bukti bahwa cita-cita Ketua Umum DNIKS sungguh dapat dilaksanakan asal ada komitmen pengelolaan yang baik dan konsisten serta berkelanjutan. Karena itu sebagai Penasehat DNIKS, kami mendukung pendekatan sosial dengan dukungan kegiatan ekonomi yang berjiwa sosial yang hasilnya di sumbangkan untuk penanganan kegiatan sosial yang berdampak luas dan berkelanjutan.

dniks15.jpg

Sore harinya dilanjutkan dengan Rakernas yang antara lain diisi dengan paparan Ibu Yuli dari Bekasi, seorang penyandang cacat yang berhasil, secara jelas menceritakan kegiatannya melalui pendekatan ekonomi berjiwa sosial yang dewasa ini memiliki usaha jahitan dengan tidak kurang dari 80 mesin jahit otomatis, mesin penggiling plastik serta karyawan yang jumlahnya lebih dari 80 orang kombinasi penyandang cacat dan kelompok ibu-ibu lain yang mendapat gajih dan makan setiap hari guna mencegah adanya “hutang” kalau gajih diterima pada akhir bulan.

Kedua kegiatan DNIKS tahun 2020 sungguh merupakan terobosan dan kita tunggu tindak lanjut setiap daerah seperti BK3S Jatim yang sejak lama telah melakukan kegiatan sosialnya melalui usaha mandiri gara-gara di masa lalu berhasil menghemat bantuan pemerintah yang diwujudkan sebagai Wisma yang dikelola secara mandiri.

Haryono SuyonoComment