Mempersiapkan Sarjana Siap Kerja berwawasan Global
Hari ini Rektor Universitas Trilogi di Jakarta, Prof. Mudrajad Kuncoro, PhD didampingi oleh Pembina Yayasan Prof. Dr. Haryono Suyono, para wakil Rektor, Dekan dan para Ketua Prodi, antara lain Dr. Inanpi HS, Hermawan Seftiono SP, MSi dan warid SP, MSi dan asisten khusus Dr. Mulyono Dani Prawiro, yang secara khusus menghadiri Pertemuan secara fisik ditambah peserta dengan sistem Zooming terdiri dari pejabat yang karena jarak dan kondisi wilayahnya tidak dapat datang ke kampus untuk bertemu dengan Wakil dari PT Humpuss, Ibu Lisda Yulianty dan wakil-wakil Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga kerja, antara lain Bapak Deddy Harfiandi, Ibu Puji Astuty dan Bapak Aris Supriadi, yang biasa melatih tenaga kerja untuk memenuhi permintaan dari berbagai negara sahabat.
Selain Wakil dari PT Humpus yang sejak beberapa waktu telah bekerja sama melatih tenaga yang melayani kapal dan kapal pesiar ke dan dari beberapa negara, hari ini hadir pula beberapa tokoh yang biasa melayani tenaga terampil dan tenaga sarjana untuk Jepang, Korea, Taiwan dan beberapa negara lainnya yang dikirim tenaga dari Indonesia dalam jumlah ribuan. Pelayanan ke negara Jepang dirasa cukup besar jumlahnya disebabkan Jepang dewasa ini memiliki penduduk yang secara demografis sudah sangat menua sehingga kebutuhan tenaga muda untuk bekerja sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang. Kebutuhan itu perlu persiapan tidak saja dalam Bahasa Jepang, tetapi menyangkut pemahaman budaya Jepang dan kesanggupan untuk bekerja sebagai magang atau bekerja tetap dalam berbagai profesi dengan disiplin tinggi.
Setelah para tamu menyampaikan keinginan untuk bekerja sama sebagai ekstensi dari kerja sama yang dewasa ini telah dilakukan dengan PT Humpus, maka Rektor dan Pembina serta para Dekan dan Ketua Prodi memberikan tanggapannya dan kesiapannya untuk bekerja sama karena ada kemungkinan bahwa Sarjana dari Universitas Trilogi dapat sekaligus mengikuti kuliah, magang kerja dan mendapatkan pengalaman berharga yang bersifat global di beberapa negara yang sangat maju tersebut. Apalagi ada gambaran bahwa upah selama magang bisa menjadi biaya untuk study yang lebih tinggi di kemudian hari.
Akhirnya disepakati segera dibentuk suatu Team Bersama untuk merumuskan bentuk kerja sama secara teknis sehingga program kerja sama itu bisa segera di mulai karena kebutuhan yang terus bergulir. Tim ini selanjutnya akan melapor dan sekaligus mempersiapkan MOU untuk para pihak yang bersangkutan.