Catatan Ringan: Cantik
Oleh: Aam Bastaman
Pernah melihat pasangan yang “jomplang”, yang satu cakep atau cantik, namun pasangannya biasa-biasa saja (kalau tidak dikatakan jelek, maaf), tidak seperti pasangan imajinasi kita mengenai pangeran yang ganteng dan pasangannya seorang putri yang cantik. Nampaknya melihat pasangan yang “jomplang” secara fisik bisa kita temukan di banyak tempat publik, terutama pasangan antar ras (negara) yang berbeda, di mal, jalan, angkutan umum atau sarana transportasi publik, tempat atau lapangan olah raga, sampai di pasar becek.
Bahkan di luar negeri, seorang pria kulit putih tinggi, ganteng menggandeng pasangannya seorang wanita kulit hitam yang secara fisik biasa-biasa saja, atau sebaliknya wanita kulit putih yang cantik dan anggun digandeng seorang pria kulit hitam yang biasa-biasa saja. Atau sebaliknya seorang pria kulit putih yang biasa-biasa saja menggandeng seorang wanita berkulit kuning atau sawo matang yang sangat cantik. Mungkin melihat pemandangan seperti itu sudah menjadi biasa sekarang. Cinta seringkali tidak melakukan diskriminasi, cinta itu demokratis sekali. Karena kuncinya saling menyukai.
Mungkin kita akhirnya bisa memahami mengapa Mark si pendiri Facebook atau pangeran Charles dari Inggris atau tokoh-tokoh dunia lainnya lebih memilih pasangannya yang secara kecantikan fisik biasa-biasa saja.
Pagi ini dengan kolega saya, bu Budi, sempat diskusi tentang apa itu cantik, mungkin ada banyak beragam definisi. Namun yang disepakati cantik itu sngat subyektif. Ukuran cantik mungkin bisa berbeda di setiap bangsa. Konon dulu di Afrika ukuran kecantikan seorang wanita, salah satunya bertubuh gempal. Padahal di banyak budaya Asia Timur, cantik itu berarti langsing.
Di Indonesia warna kulit cantik yang dimiliki seorang wanita umumnya adalah berkulit putih. Cantik itu putih, meskipun ada juga penggemar si hitam manis, secara terbatas. Tidak heran kalau krim pemutih wajah di Indonesia termasuk produk kecantikan yang laku keras. Saya masih ingat sewaktu bekerja di sebuah MNC Amerika. Akhirnya kami memproduksi krim pemutih untuk pasar di Indonesia, padahal untuk pasar Amerika sendiri produk tersebut tidak ada, karena tidak ada permintaan. Ini sama halnya bagaimana McDonald dan KFC menyedakan paket nasi untuk pasar di Indonesia, padahal di negeri asalnya tidak disediakan.
Kembali ke kecantikan, Banyak wanita kult putih bahkan menginginkan warna kulitnya menjadi gelap, seperti tembaga. Maka pantai-pantai di wilayah-wilayah tropis ataupun saat musim panas mereka banyak dipakai untuk berjemur, mencoklatkan kulit. Saya teringat waktu sekolah di Australia, usai musim panas para remaja wanita sering bangga kalau kulitnya menjadi lebih coklat. Beda sekali dengan wanita Indonesia yang selalu ingin tampak putih. Dan seringkali patokan kecantikan di sini mengikuti “wajah” Barat. Lihatlah bintang iklan atau artis di Indonesia yang berwajah “Indo”, sering lebih “laku” bahkan menjadi idola.
Ini pula barangkali mengapa pemenang kontes kecantikan dunia, dengan versi apapun, apakah miss world, miss universe, dan lain-lain, seringkali pemenangnya adalah wanita dari Amerika Latin, apakah Bolivia, Panama, Meksiko, Uruguay, Paraguay, Chili, Boivia, Argentina atau Brazil. Kebanyakan kulit mereka tidak sepucat rekan-rekannya dari belahan Eropa ataupun wanita kult putih Amerika Serikat dan Kanada, termasuk Australia. Syukur sekarang mulai tampil juga juara ratu kecantikan dari India, bahkan Cina. Tapi jangan heran juga bahwa para wanita Afrika kini mulai masuk pentas kecantikan dunia, dan bahkan menjadi juara dunia, sebagai ratu kecantikan sejagat di salah satu versi. Meskipun ukuran kecantikannya menimbulkan pro kontra, seperti bau dan kelezatan buah durian.
Barangkali dunia kali ini lebih beruntung karena cinta bisa menghapus diskriminasi etnis. Perkawinan campuran terjadi di mana-mana, bangsa-bangsa melebur. Untungnya pula generasi yang lahir dari perkawinan campuran ini melahirkan generasi yang secara fisik cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Konon, Amerika Latin dibentuk dari generasi campuran dari perkawinan lintas ras, menghasilkan generasi yang sering menjadi pemenang kecantikan sejagat.
Aam Bastaman. Pelancong dan Penulis.
Photo: Istimewa