Manca negara: Sejarah Korea Modern dari Istana Daeksugung
Sebagian sumber tulisan Sejarah Korea ini diambil dari informasi yang saya dapat dari sumber di Istana Daeksugung (Daeksugung Palace): The Imperial Palace of the Daehan Empire (Printed 31 May, 2019). Selebihnya dari Wikipedia dan sumber lain, seperti Korean Tourism Services.
Saat mengunjungi istana Daeksugung (sebagian orang menyebutnya istana Daeksu, karena Gung adalah istana dalam bahasa Korea) di Seoul anda akan diberikan semacam booklet sejarah Korea. Ada yang versi Bahasa Inggris, ada pula versi “bahasa Melayu”, disana tertulis bahasa Malaysia (bukan Bahasa Indonesia). Istana Daeksu (Daeksugung) adalah salah satu dari lima istana utama Dinasti Joseon. Konon awalnya, Deoksugung bukanlah merupakan sebuah istana raja. Akibat Perang Imjin (perang invasi Jepang ke Korea), semua istana di Korea mengalami kerusakan yang sangat parah. Ketika Raja Seonjo, raja keempat dari Dinasti Joseon kembali ke Seoul, istana utama Gyeongbokgung yang sangat luas telah dibakar. Istana lainnya juga mengalami kerusakan yang parah. Akhirnya istana dipilih dari rumah-rumah pilihan yang dimiliki pangeran ataupun keluarga pihak kerajaan. Istana Deoksu pernah menjadi kediaman beberapa pemimpin Dinasti Joseon sampai periode penjajahan Jepang tahun 1910.
Seperti itulah kira-kira asal muasal sejarah Istana Deoksugung ini yang diresmikan oleh Raja Gwanghaegun, raja kelima belas dari dinasti Joseon dan semula diberi nama Istana Gyeongungung. Di tahun 1897, raja ke-26 dari Dinasti Joseon yang dikenal dengan nama Emperor Gojong tinggal dan melakukan renovasi sekaligus ekspansi istana ini, dengan membangun beragam bangunan modern seperti Seokjojeon Hall, yang bergaya arsitektur Eropa. Sepuluh tahun kemudian, nama istana ini berganti menjadi Istana Deoksugung, sampai sekarang.
Jenis bangunan di komplek Istana Deoksu terdiri dari bangunan kayu dan bangunan bergaya Barat. Sebagai tambahan bangunan, di dalam area kompleks juga terdapat musium seni, kebun raya dan monumen Raja Sejong. Salah satu keunikan istana ini terletak pada desain istana, terdapat ukiran dan pahatan di berbgai tempat yang indah, lengkap dengan taman dan air mancur bergaya Barat di depan istana. Istana ini mulai dikenal luas sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 karena menjadi latar belakang konflik politik antara Dinasti Joseon dengan pihak-pihak asing, terutama Jepang.
Sejarah Awal Korea
Sejarah Korea dipelajari umumnya mulai pada tahun satu Masehi (1 M), terutama berkaitan dengan munculnya Tiga Kerajaan Korea seperti Gogurye, Silla dan Baekje yang mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria. Tiga kerajaan ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Goguryeo dan Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Cina. Namun juga Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi kuat dan malah akhirnya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni kerajaan Balhae. Selanjutnya, Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan.
Selanjutnya berdiri kerajaan yang baru, dari Dinasti Goryeo, yang mulai mendominasi Semenanjung Korea. Dilain pihak, Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang Hyun, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama Buddha berkembang pesat. Tahun 993 sampa 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao meyerbu Goryeo, tetapi berhasil dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238, Goryeo kembali diserbu pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30 tahun, dua pihak akhirnya melakukan perjanjian damai.
Sejarah Korea Modern
Sejarah Korea modern sering ditulis mulai dari dinasti Joseon, pada tahun 1392, setelah Goryeo tumbang,
Dinasti yang baru, yaitu Dinasti Joseon mulai didirikan oleh Jenderal Yi Seong-Gye (namanya kemudian dikenal sebagai Raja Taejo). Ia menamakan kerajaan ini sebagai Joseon untuk memberikan penghormatan terhadap Gojoseon (700-108 SM), yang merupakan kerajaan pertama bangsa Korea. Yi Seong Gye memindahkan ibu kota ke Hanseon dan membangun Istana Gyeongbokgung yang luas serta mengesahkan Konfusianisme sebagai agama negara, yang akhirnya membuat para pendeta Buddha kehilangan kekayaan dan kemakmuran. Dinasti Joseon menikmati perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Contohnya adalah penemuan abjad Hangeul tahun 1443 oleh Raja Sejong, yang merupakan salah satu raja yang kuat dari dinasti Joseon. Dinasti Joseon adalah dinasti yang memiliki usia pemerintahan terpanjang di Asia Timur dalam milenium terakhir. Selama periode 1592-1598, dinasti Joseon banyak mendapat serangan dari Jepang, dikenal dengan Perang Imjin (invasi Jepan ke Semenanjung Korea).
Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895 Maharani Myeongseong (istri pertama Kaisar Gojong, Kaisar ke 26 dari Dinasti Joseong) dibunuh oleh mata-mata Jepang. Pada tahun 1905, Jepang memaksa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang. Lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea.
Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan 1 Maret atau Demonstrasi Manse atau juga Pergerakan Samil, adalah gerakan awal rakyat Korea dalam memperjuangkan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang. Gerakan ini terjadi pada tanggal 1 Maret 1919 di mana jutaan rakyat Korea di seluruh negeri berdemonstrasi secara damai menentang pemerintahan kolonial Jepang. Pemerintahan Sementara Korea (Korean Provisional Government/KPG), secara resmi didirikan. Pemerintahan ini didirikan segera setelah meletusnya Gerakan 1Maret Sebelumnya, pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan Pemerintahan Provisional Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia. Pemerintahan Sementara Republik Korea adalah pemerintahan Korea dalam pengasingan yang bermarkas di Shanghai Tiongkok dan kemudian di Chongqing. Korea terlepas dari penjajahan Jepang, setelah Jepang kalah perang dunia kedua.
Korea Kini
Penguasaan Jepang atas Korea memberikan trauma tersendiri terhadap rakyat Korea. Karena dianggap telah merendahkan harga diri dan martabat bangsa Korea. Oleh karena banyak rakyat Korea memiliki ambisi negerinya bisa lebih maju, mengalahkan Jepang, minimal menyamainya. Seringkali ditanamkan kepada anak-anak Korea untuk bisa lebih unggul dari Jepang. Dari situlah Korea, terutama Korea Selatan bangkit secara ekonomi, dan menjadi salah satu negara maju baru di Asia.
Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat rencana administrasi bersama Uni Sovyet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yaitu: Pemerintahan Demokratik (Korea Selatan) yang didukung Amerika Serikat dan sekutunya, dan Komunis (Korea Utara), didukung oleh Rusia dan Cina. Kedua wilayah Korea Utara dan Korea Selatan tersebut dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Ketegangan antara kedua negara Korea mencuat saat Perang Korea meletus tahun 1950, ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan. Sebenarnya perang Korea (Korea Utara dengan Korea Selatan) belum usai sampai sekarang. Yang terjadi saat ini hanyalah gencatan senjata. Korea Utara yang saat ini dipimpin oleh Kim Jong Un seringkali memprovokasi, mengancam dan menunjukkan kekuatan miliiternya. Padahal banyak kalangan di Korea Selatan yang lebih makmur berharap Korea bisa bersatu, seperti halnya Jerman di Eropa.
Korea Selatan tumbuh menjadi negara ekonomi maju, dengan tingkat kemakmuran yang tinggi. Bukan hanya mampu memproduksi produk-produk berteknologi tinggi, seperti hand phone dan barang-barang elektronika dan otomotif, Korea Selatan juga mampu mengekspor budaya, dengan Korean Pop-nya: drama Korea, lagu pop Korea, tarian Korea, dengan tampilan artis-artis Korea yang telah menciptakan jutaan fans-nya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tidak mengherankan kalau produk-produk kecantikan Korea Selatan juga membanjiri pasar dan konsumen di banyak negara.
Dilain pihak, Korea Utara yang beraliran komunis, masih tetap miskin, rakyatnya tidak makmur, banyak kekurangan dan didera kemiskinan. Meskipun nampak kuat secara militer, dan dipimpin oleh seorang diktator Kim Jong Un, anak dari pimpinan Korea Utara sebelumnya, yaitu Kim Jong Il, yang juga memiliki kekuasaan mutlak. Tidak mengherankan, isu keamanan masih menjadi isu hangat di semenanjung Korea. Selain membangun perekonomian secara kuat, Korea Selatan selalu siap siaga atas kemungkinan serangan kembali dari Korea Utara.
(Aam Bastaman. Penulis Buku Serial Traveler Tic Talk).
Photo: Istimewa