Traveler Tic Talk: Perjalanan Bis dari Ulsan Ke Seoul

Wanita Receptionist di Ulsan City hotel tempat saya menginap di kota Ulsan menyarankan naik bis, katanya terminalnya dekat, bisa jalan kaki ke terminal bis antar kota, letaknya pas di sebelah Lotte City Hotel. 10 menit berjalan kaki. Saya menuruti. Sebenarnya saya juga minta saran untuk naik kereta api. Ia lebih menyarankan naik bis.  Ternyata betul tidak jauh. Terminal bis antar kota Ulsan  bersebelahan dengan Lotte City Hotel, di Samsandong.

Masuk terminal, sebenarnya tidak beda jauh dengan terminal bis di Jakarta, hanya lebih sepi, lebih tertib, lebih bersih. Setelah bertanya rute ke Seoul  saya diarahkan untuk membeli tiket di loket bis ke Seoul. Ada pilihan bis, mulai dari bis biasa (regular) sampai bis eksekutif. Beda harga tidak terlalu jauh, saya mengambil  bis eksekutif, apalagi jadwalnya segera berangkat. Kata petugas (saya tidak tahu apa dia sopir atau pegawai terminal), ke Seoul kira-kira perjalanan 4 jam. Saya cek  di peta jarak Ulsan ke Seoul 307 km. Saya kira karena perjalanan cukup lama saya butuh suasana yang memungkinkan bisa istirahat, maka pilihan naik bis eksekutif cukup  beralasan, bayar  35.000 Won.

Berangkat tepat waktu. Tidak terlalu penuh, bis agak besar dengan kursi masing-masing baris tiga buah kursi, agak leluasa dan nyaman. Ada TV, tapi karena  mata saya kurang bagus, nonton tivi sambil jalan bisa merusak mata, saya putuskan nyantai lihat pemandangan sepanjang perjalanan.

Sopir mengemudi dengan ngebut. Surprising, semua kendaraan melaju dengan cepat,  bis melaju saya kira melewati jalan tol, hanya saya tidak lihat ada gardu bayar, langsung ke Seoul tanpa melewati satu kota pun.

Pemandangan sepanjang jalan, mempesona, didominasi lahan pertanian, melewati desa-desa, maksud saya ada sekumpulan rumah penduduk di tengah-tengah ladang pertanian, yang saya hakkul yakin mayoritas adalah para petani.

Lagi-lagi saya teringat perhatian pemerintah Korea Selatan terhadap bidang pertanian yang sangat tinggi. Saya pernah bertemu dengan delegasi Asosiasi Petani Muda Korea Selatan di Jakarta, bahkan sempat mengantar mereka bertemu dengan salah satu Wakil Ketua DPR, di gedung DPR, jadi sedikit tahu mengeni kehidupan dan dinamika petani Korea Selatan.

Setelah dua jam dalam perjalanan dari Ulsan ke Seoul ada kesempatan Istirahat satu kali di sebuah tempat (tidak tahu namanya, lupa menanyakan), bis berhenti 15 menit, untuk ke toilet dan membeli cemilan ala kadarnya. Tempat peristirahatan pun tak terlalu beda dengan yang kita miliki di sepanjang jalan tol kita di sekitar Jakarta, atau tol arah Bogor ataupun Bandung. Bis melaju kembali ke Seoul, sampai akhirnya menjelang sore kira-kira jam 6.00 waktu setempat memasuki terminal bis (Dong-Seoul bus terminal)  kota Seoul. Dong- Seoul (Seoul timur) bus terminal bersebelahan dengan Gang-byeon subway station (Line 2).  Kesan petama padat! Seperti tempat orang tumplek datang dari mana-mana. Untung terminal bis nyambung dengan stasiun Metro Gang-byeon subway station, yang memiliki rute ke berbagai tempat di Seoul. Setelah tanya sana-tanya sini akhirnya dapat juga rute ke tempat saya menginap di kawasan Jongno, stasiun metro terdekat adalah stasiun Sinseol-Dong, termasuk kawasan di salah satu pusat  kota Seoul. Perjalanan Metro lumayan lama, perlu ganti rute Metro satu kali, di Jongno-3, sampai akhirnya sampai di stasiun Sinseol-Dong.

Memang dalam perjalanan banyak hal tidak tahu, kuncinya tentu saja banyak bertanya. Meski  tidak mudah karena kendala bahasa. tapi pusat informasi di setiap stasiun membantu. Namun seringkali masyarakat justru membantu dengan lebih baik.

Pengalaman saya bertanya kepada  wanita Korea Selatan lebih mudah, dibandingkan pada laki-lakinya. Wanita Korea Selatan suka membantu, bahkan kadang mau mengantar, bukan hanya menunjukkan arah. Beberapa kali di stasiun metro saya didampingi, berjalan ke arah rute yang tepat, sehingga saya bisa leluasa bertanya bahkan ngobrol sambil  jalan. Ada yang membantu saya seorang mahasiswi, tapi ada juga ibu rumah tangga atau karyawati. Mereka ramah-ramah dan suka menolong. Agak surprise juga, mengingat sekilas wanita Korea Selatan seperti dingin, dan asyik dengan dirinya sendiri, namun saat kita minta bantuan, mereka lagi bicara di HP sekalipun, mereka mengakhiri pembicaraannya dan membantu saya menunjukkan arah. Prianya, sekilas tidak sepeduli wanita, pernah saya bertanya kepada seorang pria Korea  yang sedang merokok di taman kecil, dicuekin, he, he, he… Sayang bertemu orang yang kurang tepat untuk bertanya.

Di Seoul kuncinya bertanya, tapi saya tidak tahu apa perlakuan wanita Korea yang baik ini berlaku umum, atau kebetulan saja, yang jelas wanita Korea saya kira lebih suka menolong dibandingkan para prianya, seperti yang saya alami di Seoul. Kebetulaan? Mungkin saja.

Aam Bastaman (Universitas Trilogi, Jakarta). Penulis buku Serial Traveler Tic Talk.

Dong Seoul Bus Terminal.jpg
Aam BastamanComment