Prof. Haryono Suyono (HS) Dalam Pengabdian: Pak Harto dan Amerika

(Aam Bastaman)*

 Cerita ini pernah disampaikan Prof. HS dalam suatu acara kepada para dosen di Universitas Trilogi, Jakarta. Disamping itu juga kesaksian  Dr. Muyono, yang selalu mendampingi  Prof. HS, sekaligus sebagai nara sumber untuk tulisan ini.

Pak Harto untuk memenuhi undangan PBB dalam rangka pemberian penghargaan kependudukan (UN Population Award) di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, harus pergi ke Amerika Serikat (AS) tahun 1989. Sebelumnya konon pemerintah AS tidak memberi  ijin masuk kepada Presiden Soeharto, karena permasalahan dan tuduhan pelanggaran HAM. Namun, berkat keluletan negosiasi  Prof. HS maka  Pak Harto kemudian diijinkan masuk ke Amerika Serikat untuk menerima penghargaan dari PBB tersebut.

Ijin visa buat Pak Harto diperjuangkan Prof. HS melalui rekan-rekannya sesama alumni Chicago. Bahkan Dubes Ali Alatas kaget dengan keberhasilan negiosiasi Prof. HS, karena ia sudah mengirim surat permohonan untuk memperoleh visa bagi Presiden Soeharto, tapi ditolak pemerintah AS. Kok  Haryono Suyono bisa?

Padahal, Pak Harto sudah menginstruksikan kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri Sekretaris Negara  untuk mengadakan persiapan-persiapan dalam rangka perjalanannya ke Amerika Serikat, termasuk dalam hubungannya dengan pemerintah AS, untuk ijin masuk AS.

Prof. HS memanfaatkan jaringan Chicago-nya, kebetulan salah satu Ketua Senat yang berpengaruh di AS waktu itu adalah alumni Chicago University, almamater Prof. HS juga. Prof. HS saat ketemu sang Ketua Senat terlebih dulu memperkenalkan diri sebagai alumni Chicago. Pembicaraanpun menjadi cair, menjadi obrolan sesama alumni. Kolega Chicago Prof. HS bertanya apa benar Presiden Soeharto telah melanggar HAM, seperti yang dituduhkan banyak kalangan di AS? Prof. HS kemudian menjelaskan panjang lebar,  dan tentu menyampaikan argumentasi yang tepat, sehingga bisa mengklarifikasi tuduhan kalangan di AS itu. Sang kolega Chicago Prof. HS merasa puas dengan penjelasan Prof. HS, ia pun merasa yakin Presiden Soeharto tidak melanggar HAM, seperti yang dituduhkan sebagaian kalangan di AS. Akhirnya sang Ketua Senat mengatakan, “Saya akan minta Pemerintah AS untuk mengijinkan Presiden Soeharto datang ke AS”.

Pak Harto akhirnya bisa ke AS dan berbicara di hadapan sidang PBB, setelah mendapatkan piagam penghargaan UN Population Awards atas pencapaian  keberhasilan program kependudukan di Indonesia, yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Javier Peres de Cuellar. Pemberian penghargaan tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun Pak Harto yang ke  68.

Pak Harto menganggap pemberian penghargaan tersebut sebagai tanda penghargaan PBB dan masyarakat internasional terhadap kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia, termasuk di dalamnya keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).

Ini  berkat jaringan Chicago-nya Prof. HS yang membuat kunjungan Pak Harto sukses. Betapa pentingnya jejaring, itu yang selalu dibangun Prof. HS. 

Aam Bastaman.  Editor Senior Gemari.id. Penulis buku serial Traveler Tic Talk.

H.M.-Soeharto.jpg
Aam BastamanComment