Presiden perlu menghidupkan kembali Kementerian Kependudukan  

Setelah mendapat ucapan selamat dari Pak Probowo, Presiden terpilih Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada waktu ini pasti sibuk merancang dan mengatur para pembantunya untuk masa lima tahun mendatang. Dibandingkan keadaan lima tahun sebelumnya yang beliau isi dengan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran seperti dilakukan oleh Presiden HM Soeharto dengan Inpres Desa Tertinggal (IDT), sebagian besar telah mencapai sukses yang luar biasa. Ribuan kilometer Jalan desa, Jembatan, pasar dan fasilitas kehidupan pokok di Desa mengalami kemajuan yang luar biasa, bahkan di banyak desa dewasa ini seakan berubah menjadi desa yang makin mandiri dengan berbagai kegiatan industri dan pertanian yang tergabung dalam Bumdes dan ribuan tempat wisata yang sangat menarik, aneka fasilitas yang tidak terbayangkan di masa lalu dan variasi kemampuan ekspresi seni budaya yang seakan membuat penontonnya tidak percaya bahwa sajian seni itu adalah garapan rakyat desa yang bisanya kita anggap sederhana cara berpikir dan cara penyajiannya.

 Di samping itu, fasilitas umum di desa seperti Posyandu, Klinik Desa, PAUD, MCK, sanitasi dan air bersih telah lebih memenuhi separo dari jumlah desa yang ada. Desa tertinggal makin lama makin mengecil jumlahnya, tidak sempat menjadi monumen yang menyedihkan karena dikembangkan menjadi Desa Mandiri yang didorong rakyatnya muncul sebagai desa baru yang mandiri dengan rasa bangsa, dan hanya sebagai kenangan dari penduduk yang tersenyum ceria melihat desanya “berubah”, sehingga kebiasan semedi di pinggi kali berganti menyanyi di kamar mandi karena di rumahnya telah dibangun dan dilengkapi dengan MCK duduk yang nyaman.

 Makin banyak provinsi yang maju mencapai keadaan penduduk tumbuh seimbang dengan tingkat kelahiran mencapai angka 2.1 anak, artinya jumlah penduduk yang dilahirkan sudah sama dengan jumlah penduduk yang meninggal dunia. Bahkan provinsi yang belum mencapai keadaan tersebut telah memiliki sejumlah kota dan kabupaten yang mencapai keadaan penduduk tumbuh seimbang sehingga dalam beberapa tahun lagi, kalau Kampung KB dipacu secara sistematis dan berhasil menjadi Desa Sejahtera, provinsi itu akan menyusul menjadi Provinsi dengan pertumbuhan penduduk yang seimbang.

 Sungguh menggembirakan karena penggarapan Kampung KB yang dilakukan jajaran BKKBN makin terpadu dengan pengembangan Desa Tertinggal yang ditangani Kementerian Desa, PDTT secara intensif. Kalau penanganan yang makin terpadu itu berhasil, maka tidak akan ada desa tertinggal atau kampung KB karena semuanya berubah menjadi Desa Mandiri yang penduduknya bahagia dan sejahtera.

 Karena prioritas Presiden Jokowi mengantar kepada keadaan Indonesia Emas dengan mutu sumber daya manusia yang tinggi, sangat perlu dipertimbangkan agar Kementerian Kependudukan seperti pernah dicetuskan oleh mantan Presiden HM Soeharto, dihidupkan kembali dengan tugas pokok mendorong peningkatan secara menyeluruh nilai Indeks Mutu Sumber Daya Manusia atau Human Development Indeks (HDI) yang sampai hari ini tidak pernah menyentuh nilai 100 dalam jajaran dunia. Angka  Komponen ini telah diselesaikan oleh nilai angka kelahiran yang rendah, tetapi angka kematiannya perlu didorong menurun lebih drastis, angka pendidikan tingkat SD 6 tahun perlu ditingkatkan ke atas angka SLA 12 tahun dan angka angkatan kerja perlu didorong jauh lebih tinggi lagi agar semua keluarga makin memiliki kerja yang menjamin kehidupannya yang lanyak.

 Anjuran itu harus dikerjakan seperti halnya upaya merangsang penduduk dan keluarga Indonesia ikut menggunakan kontrasepsi dengan berhasil seperti keadaannya dewasa ini. Lebih dari itu Kementerian Kependudukan yang diusulkan perlu mendorong peningkatan Ecological Foodfrint  yang mendorong lebih kencang lagi tugas Kementerian Lingkungan Hidup dalam memelihara kekayaan hayati, sumber daya alam, bukan sekedar memelihara lingkungan, tetapi meyakinkan penduduk untuk tidak menghabiskan sumber daya yang ada karena keluarga anak cucu kita tetap harus hidup dengan kekayaan sumber daya alam dan lingkungan yang makin nyaman di kemudian hari.

 Suatu tugas mulia untuk anak cucu yang luar biasa, tidak cukup hanya memelihara lingkungan tetapi harus mengkoordinasikan berbagai Kementerian, instansi lain dan masyarakat luas menciptakan, mengembangkan dan memelihara sumber daya alam baru guna masa depan anak cucu yang berkualitas dengan dukungan sumber daya alam dan lingkungan yang lestari dan nyaman.

 Tugas ini sama beratnya, seperti dilakukan oleh BKKBN di masa lalu, yaitu  mengubah budaya memiliki jumlah anak banyak menjadi keluarga dengan jumlah anak sesuai kemampuan keluarganya memelihara, membesarkan dan mendidiknya dengan sempurna, agar bisa menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera, suatu tugas yang secara operasional sesungguhnya sangat berat karena harus melawan arus yang telah berjalan berabad lamanya. Berkat pengalaman masa lalu, kalau BKKBN diperluas menjadi Kementerian Kependudukan akan sangat tepat karena telah berhasil dengan gemilang. Dewasa ini BKKBN sedang gigih membangun keluarga sejahtera atau membangun sumber daya manusia, mulai dari lahir hingga menjadi dewasa sebagai manusia lengkap yang harus siap bekerja dan menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. Suatu tugas yang sesungguhnya mirip dari tugas suatu Kementerian Kependudukan yang lebih komprehensif bekerja sama dengan Kementerian lain yang sejajar untuk setiap fungsi yang ditanganinya.

 Kementerian ini akan sangat berperan dalam membawa faktor sumber daya keluarga, sumber daya manusia dan menatanya dalam hubungan tugas-tugas berbagai kementerian lainnya sebagai sumber daya yang luar biasa dalam pembangunan yang tidak saja mengacu pada era industri 4.0, tetapi akan segera meningkat pada era yang lebih modern, era industri 5.0 yang makin kompleks dan memerlukan kesiapan sumber daya manusia yang jauh lebih cerdas dan dinamik dibandingkan dengan era yang serba internet dewasa ini.

 Apabila suatu Kementerian Kependudukan dihidupkan kembali seperti dulu, maka Kementerian ini perlu mengubah budaya keluarga yang memiliki sikap yang cenderung menghabiskan sumber daya alam, menjadi budaya yang bersedia menjadi pencipta sumber daya alam baru, siap untuk anak cucunya, hidup lebih sehat, mencari ilmu lebih lama dan lebih tinggi, sehingga lebih siap bekerja keras dan dinamik bukan sekedar hidup sejahtera tetapi hidup bahagia karena makin berbudaya, melindungi anak cucunya dengan baik serta menciptakan lapangan kerja yang siap membangun bangsa dan negaranya dengan tenaga bermutu yang memiliki pandangan masa depan yang optimis karena siap bergandengan tangan sesama anak bangsa maupun sahabatnya dari berbagai bagian dunia lainnya.

 Tantangan mengubah budaya tersebut tidak dikerjakannya sendiri, tetapi Kementerian ini akan sangat berfungsi apabila memiliki sikap mental sebagai pengajak berbagai instansi untuk tunduk dan memberikan penghargaan pada sasaran dan target yang terukur dan harus dikerjakan secara bersama untuk mencapai nilai yang disepakati atau menjadi acuan dunia yang maju, mandiri, sejahtera dan bahagia. Semoga di dengar oleh Presiden dan Wakil yang sedang menata masa depan bangsa yang siap menjadi bangsa besar yang bermartabat. Amin.

Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra/Taskin RI

Haryono SuyonoComment