Traveler Tic Talk: Kota Tua Antalya
Usai konferensi internasional di Alaya, provinsi Antalya, masih ada waktu satu hari karena pesawat ke Istanbul dijadwalkan tengah malam besok harinya. Setelah dua jam menempuh perjalanan sampailah di kota Antalya, ibukota provinsi Antalya. Dari bandara kota Antalya inilah kami besok harinya akan terbang ke Istanbul.
Tadinya hanya untuk transit menunggu pesawat besok hari ke Istanbul, namun begitu sampai di pusat kota Antalya, saya takjub, ternyata ini kota sangat indah. Antalya (dahulu dikenal sebagai Atalia atau Adalia) adalah kota khas Mediterania, yang memadukan peninggalan kota kuno yang dipenuhi kisah-kisah sejarah, mitos dan legenda, dengan atmosfir pantai perairan Mediterania yang berkilau biru.
Antalya adalah kota terbesar di garis pantai Mediterania Turki, kota klasik dan indah serta bergaya modern dengan latar belakang sejarah peninggalan kota kuno, yang sisa-sisa peninggalannya masih terpelihara. Kota ini menjadi saksi mata atas kekuasaan-kekuasaan besar yang mempengaruhi keberadaan kota ini: Romawi, Bizantium, selanjutnya Seljuk dan Ottoman. Sehingga menjadi perpaduan budaya dan arsitektur yang menarik, Timur - Barat, Kristiani - Islam.
Kota Antalya berpenduduk sekitar 1 juta orang, dengan kedatangan turis lebih dari 10 juta orang setiap tahunnya, menjadikannya sebagai salah satu kota favorit tujuan turis mancanegara di Turki, bahkan dunia. Cuaca mendukung, alamnya cantik, tenang, juga arsitektur bangunan-bangunannya, baik bangunan kuno, maupun bangunan yang lebih baru yang indah, ideal untuk istirahat atau mencari inspirasi sambil liburan. Penduduknya ramah-ramah (sebagai bukti, dalam pencarian informasi mengenai hotel dan transportasi saya banyak dibantu oleh warga setempat), dan di setiap bagian kota bertebaran mesjid-mesjid.
Tidak jauh dari pusat kota, sebenarnya masih di dalam kota Antalya terdapat situs bersejarah, yaitu situs kota tua yang berumur ribuan tahun lalu, di dalamnya terdapat benteng dan beberapa menara, yaitu: Menara Hidirlik, Menara Yivli, Minaret Kesik, dan kastil kuno, belakangan saya diberi tahu kastil dan kota tua tersebut namanya Kaleici. Bangunan-bangunan tersebut sudah kelihatan sangat tua, gerbang masuk yang kokoh dengan arsitektur yang indah (disebut gerbang Hadrian - konon untuk menghormati kaisar Hadrian di era pemerintahan Romawi (sudah ada sejak kira kira tahun 130 M), dan area perumahan kuno. Sebagian warisan kota tua tersebut dipelihara dengan baik seperti apa adanya, Pintu gerbang, benteng, menara, bangunan-bangunan lain yang sebagian sudah rusak, namun masih bisa memberikan kesaksian mengenai peradaban masa lalu kota kuno ini. Namun beberapa bangunan di beberapa sudut kota tua ini dipugar menjadi tepat-tempat kafe, restoran, hiburan malam, toko, penginapan, sampai rumah penduduk setempat.
Kota tua ini (sebenarnya saya lebih suka menyebutnya kota kuno, daripada kota tua) merupakan cikal bakal konsep perkotaan modern: Jalanan (meskipun sempit, hanya untuk pejalan kaki), gang-gang, perumahan, kantor, tempat makan, semua tertata rapi, menunjukkan peradaban manusia dulu kala sudah mengenal sistem dan tata kota yang baik. Informasi yang saya peroleh kota kuno ini luasnya sekitar 1 km persegi, sampai ke bibir pantai Mediterania. Kita bisa mengitarinya dengan berjalan kaki. Sangat terkesan melihat warisan kota kuno ini.
Kota kuno ini berbatasan dengan bibir pantai Antalya. Ternyata kota Antalya ini dipenuhi taman-taman indah di sepanjang pantai laut Mediterania yang membiru. Kota ini merupakan percampuran antara kota kuno dengan arsitekturnya yang khas dan kota baru yang modern dan tertata rapi. Jangan dibayangkan ada bangunan-bangunan tinggi, kalaupun ada tidak menjulang terlalu tinggi, kota ini betul-betul menawarkan konsep kota wisata yang unik, nyaman dan aman. Sepanjang kota dilalui alat transportasi trem, persis di pinggir jalanan kota, melewati toko-toko dan pusat-pusat bisnis, memudahkan perjalanan ke setiap sudut kota.
Saya jadi semakin terpesona, setelah seorang teman Turki mengatakan Antalya merupakan salah satu kota terindah di Turki. Ah saya setuju saja, meski perbandingannya hanya dengan Istanbul. Kota ini tidak sebesar Istanbul, namun betul-betul cantik. Udaranya pun sedang-sedang saja, tidak terlalu dingin atau panas, saya kebetulan datang pada bulan April, mungkin cuaca lagi bagus-bagusnya.
Yang agak disesalkan, banyak coretan-coretan anak-anak muda di beberapa tembok kota kuno, seperti tulisan “I love you Maria”, atau “Yusuf loves Anna”, coretan-coretan seperti itulah, lumayan banyak. Entah siapa yang berbuat iseng ini, tapi saya yakin bukan wisatawan mancanegara..
Dari kota kuno tersebut dapat langsung menyusuri pantai laut Mediterania dan ke arah bagian kota Antalya lainnya, ada taman di sepanjang pinggir pantai yang luas dan indah, dengan rumput dan pohon-pohon yang rindang menghiasi pantai laut Mediterania yang biru. Dari kejauhan kelihatan beberapa bangunan kuno seperti menara dan benteng di seberang laut, serta gunung-gunung. Namun di bagian kota lain terlihat pula bangunan-bangunan baru dan modern, khas arsitektur Ottoman. Saya melihat kota ini merupakan perpaduan kuno dan modern yang menarik. Patung-patung tua juga dipertahankan menjadi bagian dari identitas kota. Betul-betul kota yang romantis.
Aam Bastaman: Dosen Pasca Sarjana Universitas Trilogi. Anggota Tim Kerja Lembaga Produktifitas Nasional (LPN). Penulis dan Pelancong.