Pemberdayaan sungguh-sungguh dan berkualitas membawa hasil
Dalam suasana pasca Perayaan Idul Fitri 1440, Pak Haryono dan Pak Mulyono yang pernah aktif dalam Yayasan Damandiri sengaja meninjau kegiatan Ibu Sapto Yuli Isminarti dengan keluarganya yang pertama kali dikembangkan oleh Yayasan Damandiri bersama DNIKS yang kemudian dipimpin Bapak Subiakto Tjakrawerdaya dan Bapak Tantyo Sudharmono. Upaya yang mula-mula dilakukan di Malang itu menolong pemberdayaan keluarga prasejahtera, penyandang sosial dan disabilitas melalui upaya pemberdayaan sejalan dengan adanya Kampung Topeng yang disponsori oleh pemerintah Kota Malang dan Dinas Sosialnya.
Pada waktu itu Yuli mulai ikut menggerakkan kelompok sosial di Kampung Topeng yang oleh pemerintah disulap menjadi Kampung untuk rehabilitasi para penyandang disabilitas. Pembinaan itu diteruskan di Kampung Kidal bersama Kepala Desa guna mendorong partisipasi masyarakat di Kampung yang memiliki potensi wisata. Kampung itu menggali peninggalan candi Kidal dan konon dewasa ini secara pelahan bergerak menjadi Kampung Wisata yang dengan penanganan yang lebih intensif melalui Bumdes bisa menjadi daerah Wisata yang maju dan mendapat kunjungan luas. Dana Desa hampir pasti bisa dialokasikan ke daerah ini dengan mudah dan mendorong pengembangan desa ini wilayah Wisata yang mendatangkan pendapatan tinggi.
Yuli dan kelompoknya menggerakkan rekan-rekan disabilitas dan menyelenggarakan kegiatan usaha konpeksi dengan mengambil Kredit dari BPD Jatim dengan dukungan agunan dari penyandang dana simpanan aggota DNIKS tanpa harus kehilangan dananya. Tidak kurang dari enam mesin jahit otomatis dipergunakan sebagai modal awal dan sampai sekarang masih berjalan lancar dan mendapat pesanan baju seragam SD, baju olah raga, jilbab dan lainnya yang menjamin kawan-kawan disabilitas mendapatkan pekerjaan yang teratur.
Ibu Yuli dan keluarga kemudian pindah ke Bekasi dan mendapat asuhan dari Pesantren At’Taqwa di Begelan Bekasi ditampung dalam rumah sekaligus menjadi awal dari industri yang didukung dan diasuh oleh Yayasan KSB - Karya Cacat Berkreasi, Anugerah Kencana Buana, PWRI dan Yayasan Srikandi. Yuli dan suami serta kawan-kawannya bergerak cepat dan mendapat dukungan dan bantuan dari para simpatisan termasuk dari Menteri Desa PDTT Eko Putra Sandjaja, PWRI, Pengurus Pesantren yang gigih memberikan berbagai fasilitasi, koperasi dan akhir-akhir ini telah disanggupi akan dibantu oleh jajaran Baznas di tingkat pusat.
Melalui berbagai kegiatan termasuk kredit mesin jahit, dewasa ini Yuli dan kawan-kawannya telah memiliki 30 mesin jahit otomatis dengan pesanan produk rutin yang menjamin karyawannya dengan produksi jilbab serta berbagai jenis produk laku jual lain yang menjamin kekuatan usaha ekonomi sosial menampung keluarga penyandang disabilitas dan keluarga pra sejahtera dengan kegiatan pelatihan dan kerja yang mendatangkan biaya untuk hidup mereka secara lebih teratur. Suatu penyelesaian masalah yang dilakukan dengan tekun dan komitmen kuat tanpa harus meminta-minta. Suatu contoh pemberdayaan, di Malang, Semarang dan Bekasi yang dikelola dengan hati, kasih sayang, cinta kasih dan sungguh-sungguh serta ikhlas yang mudah-mudahan bisa menolong keluarga prasejahtera dan penyandang disabilitas dalam jaringan kerja sungguh-sungguh dan berkualitas. Mohon doa restu.