Dana Desa Untuk Membangun Posyandu

Gemari.id - BANJARMASIN :  BKKBN Kalimantan Selatan, hari ini Kamis, 28 Maret 2019 menggelar acara Rakerda KKBPK tingkat Provinsi di kota Banjarmasin. Mantan Kepala BKKBN, Prof Dr Haryono Suyono tampil sebagai pembicara bersama Sestama BKKBN, H Nofrijal, MA. Acara ini dipandu oleh Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Dra Ina Agustina, MPH. Dalam sambutannya, Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT ini mengatakan bahwa, Stunting tidak terjadi secara mendadak, tetapi bisa juga karena ibu-ibu dipaksa hamil dalam kondisi kurang gizi, air susu tidak keluar sehingga berat badan nya tidak bertambah. Setiap Posyandu harus mau menimbang ibu hamil dan anak-anak bayi, sehingga perkembangannya bisa dipantau. Bila di desa belum  ada Posyandu, bisa saja diusulkan dalam forum rembug desa untuk dibangun Posyandu dengan menggunakan Dana Desa. Jadi bisa diusulkan agar dana desa bisa dipergunakan untuk membangun Posyandu.  Bila perlu diadakan upacara penyerahan Posyandu oleh kepala Desa.

Disamping itu, Haryono mengajak jajaran BKKBN dan Mitra Kerjanya untuk ikut menangani stunting dengan menggunakan peta keluarga. Peta keluarga bisa dipamerkan kepada lembaga dan kementerian terkait guna membantu menyelesaikan masalah stunting dan pengentasan kemiskinan.

Lebih lanjut dia mengatakan, penggunaan Dana Desa itu tergantung dari Kepala Desa dalam forum rembug desa, jadi kepada para PLKB, PKK dan mereka yang simpatisan program KB diharapkan untuk ikut serta dalam forum rembug desa. Apapun usulannya bila sudah disepakati oleh forum rembug desa, maka penggunaan dananya bisa disahkan dan dilaksanakan. Apa lagi bila yang diusulkan dan akan yang dilakukan menguntungkan keluarga miskin di desa.

Apabila dijalankan, maka Pengentasan kemiskinan akan berjalan dengan baik dan kemiskinan diprediksikan akan bisa turun dengan sangat signifikan.

Sementara itu, Sestama BKKBN, H Nofrijal, MA mengatakan saat ini suasana agak berbeda dengan masa lalu dan pendekatan juga berubah. Tahun depan BKKBN akan berusia 50 tahun. Babak baru program KB Indonesia memerlukan 21 titik atau pendekatan. Peran program KKBPK saat ini juga ikut serta dalam pencapaian SDGs, terutama dalam tujuan ke 5 dan ke 7 dari SDGs tersebut.

Mempertahankan struktur umur penduduk Indonesia itu menjadi landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi melalui revitalisasi program KB.  Anak anak, remaja, dewasa dan Lansia menjadi sasaran penting dalam program KKBPK.

Meskipun secara tidak langsung BKKBN tidak berhubungan dengan IPM, tetapi KB dan keluarga Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan IPM di Indonesia. BKKBN dalam RPJM tahun 2020-2024 akan berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan menempatkan keluarga sebagai penguatan dalam pembangunan. Peran keluarga menjadi sangat penting, terutama dalam 8 fungsi keluarga akan terus menjadi tujuan utama dalam program BKKBN. (mdp)

upload.jpg

Haryono saat tampil di acara Rakerda BKKBN Kalimantan Selatan

upload.jpg

Terlihat para peserta dengan serius menyimak paparan Prof Haryono Suyono

Mulyono PrawiroComment