Minum Kopi Liberika Kendal yang Nikmat
Dalam suasana malam Minggu yang hangat dewasa ini ada baiknya kita perhatikan Laporan Gedhe Nusantara yang terbaca oleh Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono, bahwa Kopi Liberika asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, konon tengah menjadi primadona. Kopi asal Kendal, Jawa Tengah tersebut banyak diburu penggemar kopi. Kopi liberika tumbuh di dataran tinggi, seperti wilayah Singorojo, Limbangan, Boja, Patean, Sukorejo, Plantungan, dan Pageruyung. Kopi liberika termasuk varietas langka sehingga harganya terus meroket.
Di Kendal, kopi liberika dibudidayakan para petani kopi asal Desa Mlatiharjo, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kopi Liberika menjadi bahan pemberitaan di media massa. Selain karena beraroma nangka, kopi tersebut bisa dikatakan langka lantaran tak semua daerah mempunyai kopi asal Liberia Afrika ini.
Kopi liberika bukan tanaman asli Kabupaten Kendal. Kopi liberika tumbuh di ketinggian 400-600 di atas permukaan laut (DPl). Kopi ini dibawa oleh orang Belanda di era kolonial. Tak heran, tumbuhan kopi Liberika di Kendal banyak yang berusia ratusan tahun. Sebagian besar tumbuhan kopi liberika merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Salah satu ciri kopi liberika adalah batang pohon bisa besar dan tinggi. Bahkan, banyak tumbuhan kopi liberika di Desa Mlatiharjo yang batangnya sangat besar, diameter batang tidak cukup bila dipeluk oleh orang dewasa.
Para petani sering kesulitan saat mau memanen karena kondisi fisik batang kopi. Akibatnya, banyak petani yang memotong batangnya, lalu dicangkok dengan tanaman kopi jenis Arabika. Sekarang kopi liberika sedang banyak dicari oleh penggemar kopi. Sayang, para petani hanya memiliki beberapa tumbuhan kopi Liberika. Ssebagian besar petani lebih memilih menanam kopi Robusta karena tanamannya tidak tinggi dan mudah memanennya.
Luasan kebun kopi robusta di Kabupaten Kendal mencapai luasan 2.800 hektar, terdiri dari arabica sekitar 500 hektar, liberika 50 hektar, sisanya didominasi oleh kopi jenis robusta.
Bila dibandingkan dengan tahun kemarin, harga kopi naik sekitar 25 prosen. Cuaca juga sedang bagus sehingga penjemuran kopi bisa maksimal. Harga kopi liberika, untuk yang masih ada kulitnya, sekitar Rp 24.000 – Rp 26.000 perkilogram. Untuk jenis robusta, Rp 23.000 – Rp 24.000 perkilogram dan Arabika Rp 30.000 hingga Rp 40.000 perkilogram. Marilah kita nikmati kopi sedap ini dengan santai dan berdoa segera menjadi kopi yang populer dan menguntungkan rakyat.