Prof Haryono Beri Arahan Anggota OPI BKKBN Seputar Hasil ICPD

Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT Prof Dr Haryono Suyono saat memberi pengarahan pada acara Pertemuan Perkumpulan Juang Kencana (PJK) Pusat yang merupakan OPI PWRI BKKBN di Kantor BKKBN Pusat,

Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT Prof Dr Haryono Suyono saat memberi pengarahan pada acara Pertemuan Perkumpulan Juang Kencana (PJK) Pusat yang merupakan OPI PWRI BKKBN di Kantor BKKBN Pusat,

(gemari.id) Jakarta - Rabu pagi 20 Novemer 2019 ini Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT Prof Dr Haryono Suyono memberi pengarahan pada acara Pertemuan Perkumpulan Juang Kencana (PJK) Pusat yang merupakan anggota Organisasi Pensiunan Instansi (OPI) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Kantor BKKBN Pusat, Jl. Permata No. 1, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Dalam arahannya, Menteri Kependudukan dan Kepala BKKBN era Presiden HM Soeharto ini menyampaikan informasi tentang situasi sekaligus hasil kegiatan Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) yang diikutinya belum lama ini di Nairobi, Kenya.

Dari Konperensi Kependudukan dan Pembangunan di Nairobi yang pada hari pertama dihadiri oleh sekitar 6000 peserta dan konon pada akhirnya terdaftar sekitar 9500 peserta itu di dapat informasi bahwa tidak semua negara bisa menyelesaikan target yang disepakati di Cairo pada tahun 1994, dua puluh lima tahun lalu. Karena itu Indonesia yang ketinggalan dalam menurunkan kematian “Ibu mengandung dan melahirkan” tidak sendirian. Perlu bersama Negara lain membangun solidaritas menyelesaikan komitmen yang belum terselesaikan dengan baik.

Di hadapan anggota OPI BKKBN, Menko Kesra dan Taskin era Presiden HM Soeharto dan BJ Haibibie ini memaparkan pelaksanaan ICPD. Pada hari pertama, peserta yang memadati Kenyatta International Conference Centre minggu lalu itu mendengarkan pernyataan dari para sponsor, presiden dan Kepala Negara yang umumnya berasal dari Afrika yang sebagian telah hadir pada Konperensi Kependudukan dan Pembangunan di Caito, Mesir, pada tahun 1994. Pada momen itu mereka pun menyampaikan komitmen ulang resminya yang antara lain berisi janji menurunkan tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan, menghentikan kekerasan gender, mencapai target keluarga berencana dalam waktu sepuluh tahun mendatang.

Pertemuan Nairobi yang dihadiri utusan yang berasal dari lebih 100 negara itu terdiri dari unsur-unsur pemerintah, organisasi sosial masyarakat tingkat nasional dan internasional dan lebih dari 200 organisasi sosial masyarakat dan pemuda itu mengakui bahwa hasil kesepakatan Cairo masih banyak yang belum bisa dituntaskan.

“Karena kaum perempuan adalah gawang seluruh keluarga, maka mereka memiliki pengaruh yang tinggi secara berkelanjutan dalam keluarga untuk anak-anaknya. Pemberdayaan Perempuan pada hakekatnya merupakan pemberdayaan seluruh keluarga, sama saja memberdayakan masyarakat secara luas, memberdayakan seluruh bangsa dan memberdayakan dunia,” tutur Prof Haryono menirukan komentar Presiden Kenya yang mendapat sambutan hangat peserta konferensi saat memberi sambutan di acara ICPD.

Konperensi tingkat tinggi yang merupakan peringatan 25 tahun Konperensi Cairo yang berhasil itu berlangsung sampai hari Jumat di Nairobi sebagai kenangan peringatan Konperensi Cairo pada tahun 1994 yang berhasil.

Wakil Sekretaris Jendral PBB, Amina J. Mohammed yang ikut membuka Konperensi raksasa itu memuji pertemuan yang sangat besar itu, hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya tetapi tidak menutup mata masih banyak pekerjaan rumah karena belum seluruh komitmen yang dijanjikan telah tuntas di laksanakan dengan baik.

Komitmen Cairo yang telah dilaksanakan itu, ujar Amina J. Mohammed meliputi usaha menurunkan tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan, perluasan keluarga berencana secara suka rela. Namun disayangkan masih banyak juga yang belum mencapai target seperti misalnya 75 persen target penurunan kematian ibu hamil dan melahirkan. Sehingga dalam pembukaan Konperensi di Nairobi itu beliau menegaskan bahwa PBB sepenuhnya berdiri di belakang Konperensi ini.

Di hadapan peserta konferensi, Amina J. Mohammed menegaskan pula agar tidak ada satu pihak yang tidak diikut sertakan serta menjamin bahwa pihaknya mengundang utamanya yang berada paling belakang. “Pemenuhan Agenda ICPD merupakan kontribusi yang sangat penting untuk keberhasilan Agenda SDGs pada tahun 2030,” tegas Amina J. Mohammed .

Sementara itu, Direktur Eksekutif UNFPA Arthur Erken, salah satu sponsor utama Konperensi Cairo dan sekaligus sponsor utama Konperensi Nairobi, menyatakan bahwa jalan yang harus ditempuh masih panjang karena banyak target yang disepakati di Cairo belum tercapai. Setiap hari ada sekitar 800 ibu-ibu meninggal dunia karena komplikasi saat mengandung dan melahirkan dan sekitar 33.00 terpaksa harus nikah pada saat masih sangat muda dan belum siap untuk mengandung dan melahirkan anak.

Para peserta Konperensi percaya bahwa sesungguhnya kebutuhan untuk pencegahan itu bisa diadakan tetapi umumnya masyarakat belum memiliki komitmen yang kuat, sehingga diharapkan bahwa Konperensi ini bisa menghasilkan tidak kurang dari 1000 komitmen nyata untuk segera dilaksanakan termasuk penyediaan dana yang cukup dan penyediaan road map guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

Duta Besar khusus Denmark, Special Envoy untuk ICPD25, Ambassador Petersen yang juga menjadi salah satu sponsor utama yakin bahwa keadaan sesungguhnya berada di tangan apabila dunia bersatu dan bekerja sama secara terpadu.

Pertemuan Tingkat Tinggi ini sengaja dirancang secara radikal inklusif dengan mengajak Pimpinan Tertinggi suatu negara untuk bersama organisasi masyarakat tingkat akar rumput dan organisasi masyarakat marginal dari setiap negara ikut serta dalam pertemuan yang bersifat global.

"Suara Anda akan di dengar," komentar Dr. Kanem meyakinkan anak-anak muda di Bhutan dan mengajak mereka ikut pada Pertemuan di Nairobi. “Anak-anak muda dari Indonesia perlu juga diajak dan diikutsertakan dalam jumlah yang memadai pada pertemuan dunia yang spektakuler ini bersama ribuan anak muda dari berbagai belahan bumi lainnya,” tandas Dr. Kanem.

Di samping itu, lanjut Dr. Kanem, perlu juga dihadirkan ribuan individua termasuk Pimpinan keagamaan, aktifis muda dan aparat pemerintah terkait yang bersifat resmi, lokal dan nasional serta peserta dari kalangan perguruan tinggi agar ikut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Selamat! ADS

Suasana saat berlangsungnya acara Pertemuan Perkumpulan Juang Kencana (PJK) Pusat yang merupakan OPI PWRI BKKBN di Kantor BKKBN Pusat,

Suasana saat berlangsungnya acara Pertemuan Perkumpulan Juang Kencana (PJK) Pusat yang merupakan OPI PWRI BKKBN di Kantor BKKBN Pusat,

Ade SudrajatComment