Pertemuan tingkat tinggi Nairobi tingkatkan Program Kependudukan Dunia
Dalam rangka memperingati Ulang Tahun yang ke 25 Konperensi Kependudukan Dunia tahun 1994 di Kairo, Mesir, menurut Douglas Waudo dari UNFPA Kenya, pada tanggal 12 sampai 14 Nopember 2019 akan diadakan Konperensi Tingkat Tinggi di Nairobi, Kenya. Pertemuan yang sekaligus merupakan peringatan Konperensi tingkat Tinggi Kependudukan di Kairo itu menjadi momentum yang sangat menarik. Pada Konperensi Kairo Indonesia adalah salah satu Bintang Konperensi Dunia tersebut karena keberhasilan mengembangkan Program KB yang mendapatkan Penghargaan PBB berupa UN Population Awards pada tahun 1979. Keberhasilan dalam KB itu antara lain karena berhasil menurunkan tingkat kelahiran dari 5,6 anak pada tahun 1970 menjadi rata-rata sekitar 2,4 anak yang mengejutkan dunia, bukan saja karena hasil yang luar biasa, tetapi sekaligus karena Indonesia mengubah pendekatan klinik yang biasa di lakukan di dunia menjadi pendekatan kemasyarakatan dengan komitmen yang sangat tinggi dari Presiden RI dan para pemimpinnya serta keterlibatan masyarakat luas sebagai pelaksana yang bekerja penuh semangat, gotong royong dan kasih sayang.
Setelah keberhasilan itu, dilandasi Undang-undang, Indonesia gencar melaksanakan Pembangunan Keluarga Sejahtera dengan menempatkan setiap keluarga dan masyarakat “bertanggung jawab” terhadap pembangunan anggotanya, sumber daya manusia dan lingkungannya, dan secara bertahap mengembangkan upaya meningkatkan mutu delapan fungsi keluarga, suatu usaha menugasi setiap keluarga tidak saja ber-KB tetapi meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, cinta kasih dan memberikan perlindungan kepada anggotanya, serta meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan kewajiban anggota keluarga bekerja dan memelihara lingkungan. Garapan itu mengarah pada upaya menurunkan kemiskinan yang oleh Presiden HM Soeharto dikombinasikan dengan Inpres Desa Tertinggal (IDT) serta Inpres Keluarga Sejahtera (IKS) yang keduanya menghasilkan penurunan tingkat kemiskinan tahun 1997 pada tingkat 11 persen. Keberhasilan itu mengundang PBB, khususnya UNDP, diwakili oleh Dirjennya, menyerahkan penghargaan untuk Penurunan Kemiskinan kepada Presiden HM Soeharto pada tahun 1997.
Keberhasilan itu membawa Indonesia ikut menyusun Konsep Pembangunan berkelanjutan yang dikeluargkan PBB tahun 2000 sebagai apa yang disebut Strategi MDGs, kini dilanjutkan menjadi Strategi SDGs, wstelah Hasil-hasil Konperensi Kairo diperkaya dengan hasil-hasil Konperensi Wanita di Beijing pada tahun 1995 dan Konperensi Sosial di Kopenhagen pada tahun 1996.
Pada Konperensi tingkat tinggi di Nairobi para pemimpin dunia diingatkan pada komitmennya untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan dan realisasi Hak-hak Azasi Manusia, sehingga karena penyelenggara utamanya adalah Lembaga Kependudukan PBB UNFPA, maka selain itu akan dibahas dukungan penyelesaian masalah kependudukan dalam pengaturan kelahiran yang masih menjadi persoalan di banyak negara Afrika, juga akan dibahas upaya menurunkan tingkat kemiskinan, masih tingginya kasus kurang gizi, HIV AIDS, serta masalah peredaran obat terlarang yang merupakan momok yang menakutkan dalam perdagangan dunia yang pengaruhnya sangat besar pada generasi muda dunia. Para peserta akan diingatkan hubungan yang erat antara masalah kependudukan, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat luas. Para pemimpin tingkat tinggi juga akan diingatkan komitmen yang ditanda tangani oleh sekitar 179 Negara pada Konperensi tingkat Tinggi Karo yang secara jelas mengakui hubungan antara kesehatan reproduksi, peningkatan peran perempuan dan kesamaan gender serta pembangunan berkelanjutan.
Indonesia mengirimkan suatu Delegasi terdiri dari wakil-wakil berbagai Kementerian yang dipimpin oleh Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo SPOG. Sebagai salah satu sesepuh yang ikut mengukir perubahan drastis yang terjadi pada Konperensi Kependudukan di Kairo, Prof. Haryono Suyono, yang 25 tahun lalu menjadi Ketua Delegasi Indonesia, dan salah satu bintang Konperensi Dunia tersebut, mendapat undangan kehormatan untuk hadir di Nairobi, Kenya.
Selain itu, Ambassador Lazarus Ombai Amayo, Wakil tetap Kenya pada PBB di New York menyatakan bahwa “Kenya sangat komit pada pelaksanaan secara penuh prinsip-prinsip dan pelaksanaan Program Aksi yang disepakati pada Konperensi di Kairo. Karena itu Pemerintah Kenya siap bekerja sama dengan UNFPA, anggota PBB dan mitra kerja lainnya memperingati ulang tahun dari komitmen dunia tersebut serta langkah-langkah pembangunan ke depan yang akan diambil.” Selanjutnya Dr. Natalia Kanem, Executive Director UNFPA di New York menyatakan bahwa “Dengan makin meningkatnya kemajuan yang dicapai dalam meningkatkan kesehatan dan hak-hak azasi kaum perempuan, mengharuskan dunia melipat gandakan upaya untuk mencapai mereka yang belum mendapat kesempatan. Pertemuan Nairobi akan menolong memperluas koalisi pemangku kepentingan guna melindungi hasil yang sudah dicapai serta meningkatkan agenda berikutnya untuk menjamin kesertaan semua yang berkepentingan”. Semoga Konperensi Tingkat Tinggi itu membawa manfaat bagi penduduk dan keluarga dunia.