Bahan-bahan untuk promosikan pencegahan stunting telah siap

stunting.jpg

 

Pada hari Senin 28 Januari 2019 diadkan Rapat Koordinasi antara Kementerian Desa PDTT bersama BKKBN Pusat yang dipimpin oleh Drs Priyono didampingi Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono. Hadir dalam Rapat Koordinasi itu dua orang Deputy BKKBN Prof Dr Rizal Damanik dan Dr. Dwi liestyawardani (Dani) bersama staf lengkap serta jajaran Kementerian Desa secara lengkap.   Hadir pula dr. Riskiyana Sukandhi Putra MKes, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan RI. Ikut hadir dalam pertemuan koordinasi yang sangat penting itu beberapa pajabat dari Ikatan Sarjana Kesehatan Masyarakat dan komponen lain terkait dari Jakarta. Rapat secara mendalam membahas pesan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo dan Sekjen Anwar Sanusi tentang upaya menyamakan dan memadukan persepsi, program dan kegiatan sungguh-sungguh dan sistematis dari dua instansi yang langsung berhubungan dengan pembangunan desa dan masyarakat desa, utamanya langsung dengan pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui serta anak balita yang tumbuh dalam asuhan orang tua dan lembaga Posyandu yang ada di desa. Rapat tersebut mendengarkan kegiatan masing-masing dan melihat yang bisa dipadukan agar tercapai hasil sinergy yang maksimal sehingga kasus kurang gizi dan stunting dapat diatasi dalam waktu singkat.

Kedua instansi secara langsung berhubungan dengan penyediaan sarana Posyandu melalui dana desa dan penggunaan sarana itu untuk sasaran utama yang membawa anak balita secara teratur agar tumbuh kembangnya dapat dikelola dengan baik, keadaan gizinya diamati serta agar tidak telambat mendapat pelayanan makan bergizi yang baik agar tidak berakibat gizi buruk yang bisa mengarah pada stunting yang sulit dipulihkan.

            Dalam pertemuan itu dr. Riskiyana Sukandhi mengabarkan bahwa Kementerian Kesehatan telah memiliki bahan promosi untuk dipegunakan bagi para kader di desa guna mencegah kurang gizi dan stunting. Bahan tersebut cukup banyak sehingga apabila di distribusikan secara merata dapat digunakan para kader mencegah kurang gizi dan stunting. Karena itu Haryono sebagai Kepala BKKBN yang dimasa lalu pernah mengembangkan program gizi di lebih 60.000 desa mengharapkan agar bahan tersebut segera disebar luaskan dan digunakan para kader, PLKB, Pendamping Desa serta petugas lain bergerak serentak di desa memberikan penyuluhan kepada para ibu hamil dan melahirkan serta keluarga yang memiliki ibu hamil dan menyusui serta anak balita yang sedang tumbuh kembang.

            Dianjurkan agar bahan-bahan tersebut dititipkan juga kepada Perpustakaan Nasional untuk diubah dalam bentuk digital dan disiarkan secara luas agar keluarga dengan ibu hamil dan anak balita bisa ambil secara Cuma-Cuma melalui jaringan internet Perpustakaan Nasional dari seluruh penjuru desa di Indonesia. Bahan itu hendaknya di masukkan juga dalam bahan ajar Universitas Terbuka yang dapat diakses para mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah pada Universitas Terbuka yang jumlahnya lebih dari 300.000 mahasiswa tersebar di seluruh Indonesia. Penyebaran dianjurkan juga melalui semua anggota jaringan profesi dalam bidang sosial kesehatan agar anggotanya dapat menggunakan bahan itu guna menolong keluarga yang berkepentingan di desa dan kota di seluruh Indonesia.

            Jaringan Gemari akan menyiarkan bahan publik ini secara berkala agar dapat diakses melalui jalur maya gemari.id dari seluruh penjuru tanah air. Keluarga mampu dihimbau memberikan bantuan secara suka rela kepada para ibu hamil dan menyusui yang kurang gizi, atau miskin, agar masukan untuk anak balitanya dapat diperbaiki. Melalui sistem gotong royong itu semoga masalah kurang gizi dan stunting dapat segera diatasi secara tuntas.

Haryono SuyonoComment