Akademi Desa 4.0 Tingkatkan SDM Desa

Perhatian pemerintah tehadap pembangunan desa semakin gencar dilakukan. Seiring dengan dikucurkannya dana desa ke seluruh pelosok tanah air. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tecatat sebanyak 82.000 desa yang ada di Indonesia. Namun masih ada sekitar 5.000 desa yang dinilai agak telat pengelolaan pembangunan desa. Itulah sebabnya pemerintah mengambil langkah dengan meluncurkan program akademi desa 4.0.

Menurut Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, Akademi Desa 4.0 bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa, perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Program itu bertujuan menguatkan kapasitas warga desa dalam pembangunan melalui sertifikasi profesi dan peningkatan kualitas lembaga-lembaga pelatihan pembangunan desa melalui akreditasi. Ini adalah bentuk modern dari pelatihan konvensional. Melalui e-learning, secara virtual konsep ini mampu menghemat waktu, biaya, dan tenaga, baik bagi pelaksana, pelatih, maupun peserta.

Para peserta pelatihan terdiri atas pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), perangkat desa, pengelola kegiatan desa, pendamping dan pengelola lembaga kemasyarakatan, serta kepala desa, yang dianggap masih membutuhkan bantuan.

“Program ini sudah lama digagas untuk memfasilitasi kompetensi dalam pembangunan desa. Akademi Desa 4.0 ditargetkan mempercepat peningkatan kualitas SDM di desa, ku kawasan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Seperti pelatihan biasa, tapi ini virtual. Karena sekarang eranya digital. Kalau biasa pelatihnya datang ke suatu tempat dan pesertanya datang dari berbagai daerah itu kan mahal. Kalau ini, pelatihnya tetap melatih sesuai topik, tapi secara virtual. Nanti ada tesnya juga untuk mendapatkan sertifikat,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo saat peluncuran Akademi Desa 4.0, belum lama ini di Jakarta.

Masih ada sekitar 5.000 desa yang dinilai agak telat pengelolaannya. “Itu prioritas, yang lain kalau mau ikut silakan. Walaupun masih baru, tapi kita harus mulai. Banyak negara mulai memperhatikan program dana desa. Jadi, Akademi Desa 4.0 ini sebenarnya memakai anggaran bimtek-bimtek yang sudah ada di Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) kita. Masalahnya kalau kita secara fisik, seperti sebelumnya mendatangkan orang, biaya mobilisasinya mahal. Kita nilai kurang efektif,” kata Eko.

upload.jpeg


Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo

Ade SudrajatComment