Kabupaten Berlomba Membangun BUMDes

Setelah pagi harinya bertindak sebagai tuan rumah Wisuda Perdana Akademi Desa 4.0, Rektor Universitas Negeri UPN Prof Dr Teguh Sudarto meluangkan waktu mengikuti acara Semanggi pada TVRI Surabaya!. Dalam siaran langsung bersama Bupati Lamongan, Bupati Gresik, Kepala BKKBN, Kepala Perpustakaan Nasional, Direktur Bank BPD Jatim dan nara sumber lain dari daerah di Provinsi Jawa Timur.

Dalam acara bincang-bincang sekitar satu jam, melalui sponsor Bank BPD Jatim, acara yang populer ini menyajikan kuis yang ternyata diikuti lebih dari 905 pengirimm SMS dari berbagai kabupaten seluruh Jawa Timur dan daerah lain, di mana acara TVRI Jatim dapat diterima. Acara bincang-bincang di program  Semanggi, selalu diselingi penampilan anak muda penyandang disabilitas, menyanyikan lagu penuh semangat, menggugah partisipasi pembangunan sekaligus memberi semangat percaya diri dan kemandirian untuk anak muda pada umumnya. Melalui pengalaman penampilan para anak muda melalui TVRI itu, banyak perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan tingkat tinggi bagi anak muda disabilitas yang hanya tamat SMA atau sederajat.

Acara TVRI itu menayangkan siaran ulang Wisuda Perdana Akademi Desa 4.0, yang pagi harinya diantar langsung Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo dengan Pidato Ilmiah Pembangunan Desa Dwasa Ini, didampingi Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi, Dirjen Taufik Majid, jajaran Tim Pakar Haryono Suyono, Jimmy Gani, Ivanovick Saputra, Direktur Pelatihan Helmiyati serta staf senor dari Kementerian Desa PDTT, Kepala Balai Pelatihan dari seluruh Indonesia dan wisudawan dari berbagai daerah di Indonesia.

Acara pada Perguruan Tinggi terkenal itu dilakukan bersamaan dengan gelar pameran Tehnologi Tepat Guna oleh Universitas UPN dan Perguruan Tinggi lain dari Surabaya dan sekitarnya. Acara wisuda yang anggun itu diantar oleh Ketua Pertides Prof Kadarsah Suryadi dari ITB di Bandung dan tuan rumah, seklaiigus Wakil Ketua Pertides Prof Teguh Sudarto Rektor UPN.

Sebelum diwisuda secara resmi, lebih dari 100 peserta dari seluruh Indonesia, telah mengikuti pelatihan tentang Pembangunan Desa. Dewasa ini di berbagai Balai Pelatihan di seluruh Indonesia, sebagai angkatan pertama sejak Akademi Desa 4.0 diresmikan Menteri Desa PDTT pada Mei yang lalu. Perkembangan Akademi Desa ini begitu cepat karena kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam pembangunan desa dungguh sangat luas.

Karennanya, dalam wisuda itu dihadirkan juga Pejabat Senior dari Perpustakaan Nasional dari Jakarta. Dalam rencana besar bahwa bahan ajar di masa depan akan bisa diakses langsung melalui jaringan internet Perpustakaan Nasional hampir dari semua desa di Indonesia. Sehingga, partisipasi dari berbagai Perguruan Tinggi guna mempercepat tersedianya tenaga ahli dan terampil, untuk menangani pembangunan desa dapat dipercepat.

Dalam bincang-bincang pada Acara Semanggi TVRI di Surabaya itu disampaikan oleh Bupati Lamongan dan Gresik bahwa semangat membangunan BUMDes di desa-desa dewasa ini sangat menggebu. Sehingga, sangat dibutuhkan tenaga pendamping dan para pel;aksana yang mumpuni di setiap desa.

Agar punggawa desa dapat memberikan petunjuk yang tepat kepada masyarakat yang tinggi semangatnya itu. Partisipasi kalangan swasta ternyata tinggi, sehingga tidak jarang bahwa jaringan pihak swasta, yang semula harus dipersiapkan oleh perusahaannya di desa. Dewasa ini bisa diserahkan kepada jaringan BUMDes yang dibentuk dalam setiap desa.

Untuk itu, perusahaan swasta yang memerlukan jaringan guna melayani langganannya di desa tidak perlu lagi membentuk kantor perwakilan atau membangun gedung. Tapi, hanya perlu melatih petugas desa yang tergabung dalam BUMDes untuk mengelola dan langsung berhubungan dengan masyarakat konsumen yang ada di desa. Dengan cara demikian biaya pelayanan kepada masyarakat bertambah kecil dan harga produk yang dibutuhkan masyarakat dapat ditekan serendah mungkin.

Sehingga, daya beli rakyat yang masih rendah tidak perlu menjadi hambatan karena rakyat bisa membeli dengan harga yang lebih murah. Biaya hidup menjadi lebih ringan, melalui pemberdayaan yang makin kental dengan partisipasi. 

Banyak kalangan yang terjun ke desa maka kemampuan produksi masyarakat desa tidak lagi hanya terbatas pada bidang pertanian musiman tetapi makin bervariasi dengan stimulan BUMDes, yang menggelar berbagai macam usaha ekonomi.  Yang menjadi contoh munculnya kreatifitas keluarga desa yang beraneka ragam.

Adanya aliran dana ke desa, maka kelompok-kelompok yang dimasa lalu dikembangkan oleh BKKBN, terdiri peserta KB dalam bentuk Kelompok UPPKS dapat hidup kembali karena daya beli rakyat yang bertambah tinggi. Produk lokal yang digarap bersama petunjuk PKK di desa bisa mendapatkan pembeli yang menjadi lebih mampu karena adanya pembangunan di desa dengan melimpahnya sekitar satu miliart rupiah langsung ke desa.

Kelompok Posdaya dengan kemampuan ekonomi mikro yang dipelajari bersama mahasiswa KKN bisa makin berkembang dan mengadakan kolaborasi dengan tumbuhnya Bumdes di desa. Karena itu BUMDes di desa tidak perlu ditakutkan. Sehingga,,  seperti di Lamongan dan di Gresik, bahkan tumbuh subur tidak perlu mematikan usaha kecil dan mikro yang telah berkembang di setiap desa. Justru tumbuhnya BUMDes bisa menjadi pemasok bahan baku. 

Untuk produk-produk yang dijual oleh warung-warung kecil yang telah tumbuh sebelumnya dengan harga yang lebih rendah dibandingkan apabila warung-warung desa itu harus membeli dari grosir yang ada di kota. Jaringan pemasoknya menjadi semakin dekat dan konsumen, dalam era industri 4.0 dapat dilayani oleh jaringan desa langsung diantar ke rumah masing-masing. Kehidupan desa menjadi modern tetapi rakyat tidak perlu meninggalkan desanya.

(Prof. Haryono Suyono, Ketua Tim Pakar Mendes PDTT).

Editor : Yon Parjiyono

Dipublikasikan pertama di Suara Karya Online http://m.suarakarya.id/detail/79014/Kabupaten-Berlomba-Membangun-BUMDes


Aditya Randi PratamaBUMDES